Mohon tunggu...
Marhamah Wijaya
Marhamah Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kantong Bilangan: Cara Asyik Belajar Matematika Mahasiswa PPG PGSD UAD

28 September 2024   00:47 Diperbarui: 28 September 2024   11:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi pribadi

Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Guru Sekolah Dasar menerapkan pembelajaran matematika yang asyik dan menyenangkan melalui kantong bilangan. Kantong bilangan yang digunakan dapat membantu peserta didik dalam memahami pembelajaran matematika terutama pada materi "Pengurangan" dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika melalui penelitian tindakan kelas di SD Negeri Karangjati kelas II. Pembelajaran matematika dimodifikasi oleh mahasiswa PPG Pendidikan Guru Sekolah Dasar yakni Marhamah Wijaya, S.Pd di bawah bimbingan Ibu Dholina Inang Pambudi, M.Pd. Kantong bilangan merupakan media pembelajaran terbuat dari kain flanel dan cara penggunaannya dalam pembelajaran matematika "Pengurangan" menggunakan sedotan sebagai benda konkret untuk mengoperasikan dalam berhitung. Dalam pembelajaran matematika tentunya media dapat menjadi alat bantu untuk meningkatkan kemampuan kognitif serta hasil belajar yang optimal. Guru merancang media dengan sangat menarik untuk memberikan warna baru pembelajaran, peserta didik menjadi aktif dalam mengoperasikan media tersebut dan dapat mengkoneksikan konsep matematika yang abstrak dengan hal yang konkret dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga memberikan pembelajaran yang bermakna pada peserta didik menjadi lebih percaya diri.

Penggunaan media kantong bilangan menjadi asyik belajar matematika "Pengurangan" tentunya melatih kemampuan berpikir kritis, peserta didik diberikan berbagai macam kuis pertanyaan terkait dengan pengurangan dan harus memecahkan masalah tersebut menggunakan media kantong bilangan.  Media digunakan sebagai alat ukur pemahaman terhadap cara menyelesaikan matematika "Pengurangan" di kelas rendah. Kelas II merupakan kelas rendah yang masih berada pada tahap berpikir konkret atau nyata, media pembelajaran yang digunakan dapat dilihat wujudnya dan diraba sehingga peserta didik dapat terlibat langsung dalam menggunaan kantong bilangan. Dalam hal tersebut tentunya terdapat bimbingan dari guru untuk memberikan arahan dan menuntun peserta didik dalam memahaminya, peserta didik menjadi lebih antusias dan termotivasi untuk belajar. Sehingga di sini tidak hanya menggunakan soal-soal yang tertulis dalam buku saja, melainkan siswa berperan langsung menggunakan benda konkret.

Berdasarkan pemanfaatan media pembelajaran dapat dilihat yang mengakibatkan peserta didik kurang antusias, motivasi dan hasil belajar rendah yaitu bagaimana cara guru mengelola kelas dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Pembelajaran yang dilakukan harus berpusat pada peserta didik, guru harus mampu mengembangkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif, asyik dan menyenangkan bagi peserta didik. Sehingga saat ini peserta didik tidak lagi beranggapan pelajaran matematika sangat sulit dan menakutkan. Dengan adanya pembaharuan dalam belajar penggunaan kantong bilangan menjadi cara asyik belajar matematika berbasis masalah dapat memberikan pemahaman yang bermakna dan meningkatkan hasil belajar yang optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Created by : Marhamah Wijaya, S.Pd dan Dholina Inang Pambudi, M.Pd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun