Sementara di mata air Sari Gangga, puluhan warga sedang melakukan acara ritual keagamaan di pura yang tak jauh dari sumber mata air. Dipimpin seorang tokoh agama, mereka dengan khusyuk berdoa memohon pada sang Kuasa, agar mereka diberi keberkatan dan sukses dalam kehidupan.
Sementara, sejumlah warga yang membawa sesajen di atas kepala dengan talam sedang berusaha menyeberang sungai Sari Gangga. Mereka berjalan dengan hati-hati di antara bebatuan yang berwarna kecoklatan.
Seseorang di antara mereka terlihat terpeleset. Untungnya, sesajen yang dibawa tidak jatuh ke sungai. Namun, semua bajunya basah. Meski demikian tidak menghalangi mereka untuk sembahyang dan berdoa memohon keselamatan.
Mereka yakin dengan membawa sedikit air Sari Gangga yang sudah diberkati para pendeta bisa memberikan keberkahan dalam hidup. Apalagi dicampur air di sawah atau disiram di pekarangan rumah.
Prabu Brandana dan Putri Ayuning sedang sembahyang di pura istana. Di belakangnya, sejumlah petinggi kerajaan juga tampak. Tak berapa lama kemudian mereka sudah selesai sembahyang.
"Bagaimana kabar warga kita, Pangeran Nyen Nyeh?" tanya Prabu Brandana setelah mereka di luar istana.
"Ampun Gusti Prabu," jawab Nyen Nyeh sambil duduk bersimpuh. "Semuanya baik-baik saja," tambahnya.
"Terus bagaimana dengan persiapan acara besok di mata air Sari Gangga?" tanyanya balik.
"Ampun Gusti Prabu. Saat hamba turun, kami lihat persiapannya sudah maksimal. Pengamanan di sekitar lokasi sudah siap," jawabnya.
"Bagus. Mudah-mudahan besok tidak ada masalah," harapnya sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Baik Gusti Prabu. Hamba permisi dulu. Hamba mau mengecek kondisi di lapangan," ujarnya sambil berjalan mundur menuju luar istana.