Ideologi kiri dalam spektrum politik merupakan ideologi yang menekankan pada kesetaraan sosial, keadilan ekonomi dan perubahan sosial secara progresif. Ideologi kiri hadir sebagai kritik sistem sosial dan ekonomi yang dianggap menciptakan ketimpangan dan ketidakadilan.
Kiri sebagai istilah adalah lawan dari kanan, begitupun dalam spektrum politik, ideologi kiri hadir sebagai lawan dari ideologi kanan. Pada abad ke-20, kapitalisme selalu didukung oleh banyak politikus dan intelektual. Sebagai lawannya, terdapat kelompok yang menganjurkan sosialisme yang sering pula disebut sosialisme demokrat bahkan komunisme. Hingga runtuhnya Uni Soviet, pembedaan antara sosialisme yang kiri dan pendukung kapitalisme yang kanan berakhir. Toh, jika mau jujur, segala yang dipraktikkan oleh Uni Soviet pada saat itu lebih pantas disebut kanan daripada kiri yang harusnya memperjuangkan kesetaraan dan keadilan sosial, bukan malah totaliter yang akhirnya menciptakan jurang pemisah baru antara "kasta" penguasa dengan rakyat jelata.
Dalam hal ini baiknya kembali merenungi pandangan Karl Marx yang karyanya telah menjadi akar historis dan prinsip dasar ideologi kiri. Marx memang menyebut munculnya diktator proletariat dalam ramalannya terhadap runtuhnya kapitalisme. Tapi Karl Marx juga menyebut bahwa "ideologi adalah kesadaran palsu" karena ideologi ditentukan sesuai kepentingan pemiliknya. Dari sini bisa dilihat betapa Karl Marx menekankan pada kebebasan berpikir daripada merumuskan doktrin-doktrin yang pada akhirnya menindas sebagaimana yang dipraktekkan oleh Uni Soviet.
Karl Marx dan Friedrich Engels mengembangkan teori yang sangat berpengaruh dalam ideologi kiri yang nantinya dikenal sebagai marxisme yang mengkritik kapitalisme sebagai sistem yang eksploitatif, Marx menekankan pada perjuangan kelas pekerja untuk mencapai masyarakat sosialis tanpa kelas. Disamping marxisme, juga terdapat anarkisme yang menolak segala bentuk otoritas, termasuk negara dan segala bentuk organisasi. Jika anarkisme menolak negara, Karl Marx malah memprediksi hilangnya negara karena sudah tidak lagi dibutuhkan. Bandingkan dengan Uni Soviet yang malah seakan menganggap negara itu harus ada dan harus kuat.
Bisa disimpulkan bahwa marxisme dan ideologi-ideologi kiri lainnya adalah ideologi yang mencita-citakan kesetaraan dan keadilan sosial daripada eksploitasi dan penindasan manusia atas manusia. Kesimpulan berikutnya adalah ideologi kiri adalah ideologi progresif dan sebagai lawannya adalah ideologi kanan yang konservatif, meskipun simpulan ini masih perlu untuk diperdebatkan. Seperti misalnya posisi kelompok liberalisme yang pada dasarnya ada dikanan juga ada dikiri, lagi-lagi liberal kiri adalah kelompok progresif daripada kelompok classical libertarian yang cenderung condong bersikap reaksioner, sebagaimana diketahui bahwa reaksioner yang juga dikenal sebagai kontrarevolusi adalah sikap untuk mengembalikan tatanan lama (status quo), sikap reaksioner seringkali terjadi ketika elit atau suatu kelompok merasa terancam oleh suatu perubahan radikal dalam masyarakat.
Lalu, bagaimana dengan pancasila?
Sulit sekali menemukan pidato Sukarno yang menyatakan pancasila sebagai satu bentuk ideologi (mungkin saya meluputkan pidato atau tulisan Sukarno yang menyatakan pancasila sebagai ideologi), sampai saat ini masyarakat Indonesia bahwa pancasila adalah sebentuk ideologi yang punya posisi tengah dalam spektrum politik. Bahkan sejak masih duduk dibangku SD, saya dipaksa meyakini bahwa pancasila itu ibarat jarum pendulum yang senantiasa bergerak ke kiri dan ke kanan, untuk hal ini saat ini saya menolak pandangan tersebut, karena tidak terdapat sama sekali unsur ideologi kanan dalam pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, menawarkan visi yang unik tentang keadilan sosial dan kemanusiaan secara universal, hal ini bisa disimak dalam pidato Sukarno yang berjudul "To Build The World A New" yang disampaikannya pada 30 September 1960 dalam sidang PBB, dalam kesempatan itu Sukarno juga menyampaikan argumentasi bahwa setiap negara perlu mengadopsi pancasila sebagai pandangan negaranya menggantikan ideologi-ideologi barat yang dia sebut sebagai ideologi yang telah usang.
Dalam konteks kiri, pancasila dapat ditafsirkan sebagai pandangan yang menekankan kesetaraan dan keadilan sosial yang tidak sama seperti ideologi yang dipraktekkan oleh Uni Soviet, pancasila juga menjunjung nilai-nilai kebebasan terlebih adalah nilai-nilai kemanusiaan. Pancasila menentang segala bentuk penindasan manusia atas manusia. Penafsiran ini sejalan dengan upaya progresif untuk menciptakan masyarakat yang inklusif, demokratis dan berkeadilan.
Pancasila menegaskan pentingnya kesetaraan di antara semua manusia. Dalam paradigma ideologi kiri, prinsip ini dapat diterjemahkan sebagai seruan untuk menghapus ketimpangan struktural yang mengakar akibat sistem ekonomi yang kapitalistik. Kesetaraan menjadi dasar untuk mengkritik dominasi modal atas kerja dan mendorong redistribusi kekayaan sebagai cara menciptakan keseimbangan sosial. Pancasila tidak menafikan akan adanya perbedaan si kaya dan si miskin, tapi pancasila juga tidak menganjurkan adanya doktrin-doktrin untuk menciptakan kesetaraan ekonomi.
Tidak ada sama sekali nilai ideologi kanan atau kecenderungan konservatifism bahkan fasisme yang rasial dalam pancasila, bukankah kanan jaman sekarang lebih cenderung pada pandangan rasisme dan ekstremisme beragama atau juga dikenal dengan istilah clerical fasisme?