Mohon tunggu...
Havizal Syahrizen
Havizal Syahrizen Mohon Tunggu... Administrasi - ASN DISPERINDAGKOP-UKM Kabupaten Sintang dan Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura

Seorang ASN di Pemerintah Kabupaten Sintang yang sedang menempuh Magister Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perdagangan di Pasar Serikin: Peluang dan Tantangan Lintas Batas

26 November 2024   12:10 Diperbarui: 26 November 2024   12:29 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wilayah perbatasan selalu punya cerita menarik. Salah satu contohnya adalah Pasar Serikin, yang berada di perbatasan antara Kalimantan Barat, Indonesia, dan Sarawak, Malaysia. Pasar ini bukan hanya tempat jual beli, tapi juga simbol interaksi budaya dan peluang ekonomi lintas negara.

Keunikan Pasar Serikin

Pasar Serikin sudah lama jadi tujuan warga Malaysia untuk belanja produk khas Indonesia, seperti tekstil, kerajinan, dan hasil pertanian. Pedagangnya kebanyakan berasal dari Bengkayang, Sambas, Pontianak, dan daerah sekitar. Pasar ini hanya buka setiap Sabtu dan Minggu, menjadikannya pusat aktivitas yang dinanti pembeli lokal hingga turis dari Brunei dan Singapura.

Dampak PLBN Jagoi Babang

Pada 2022, pemerintah Indonesia meresmikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Jagoi Babang. Fasilitas ini bertujuan memperketat pengawasan dan mendukung perdagangan resmi. Meski di satu sisi membantu keamanan, regulasi baru ini menjadi tantangan bagi pedagang informal yang terbiasa berjualan tanpa aturan ketat.

Peluang dan Tantangan

Pasar Serikin tetap menyimpan peluang besar. Produk Indonesia, terutama tekstil, sangat diminati warga Malaysia karena kualitasnya bagus dan harganya terjangkau. Selain itu, lokasinya yang strategis mempermudah pedagang menjual barang ke luar negeri.

Namun, ada juga tantangan yang dihadapi. Regulasi baru, keterbatasan infrastruktur, dan ketergantungan pada wisatawan Malaysia membuat perdagangan di pasar ini terkadang tidak stabil. Pedagang yang tidak memiliki dokumen resmi juga terancam kesulitan melanjutkan usahanya.

Langkah yang Perlu Dilakukan

Agar tetap bertahan, pedagang perlu meningkatkan kualitas produk dan memanfaatkan teknologi seperti media sosial untuk memasarkan dagangan. Pelatihan agar pedagang lebih memahami regulasi juga penting dilakukan. Dukungan pemerintah berupa kebijakan ramah dan perbaikan infrastruktur akan sangat membantu.

Harapan untuk Masa Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun