January 14 th 2011,08:30 pm
Semerbak kejutan menghinggapi diriku
lucunya . . .
Engkau lupa namaku
Tapi kau memuji puisi buatanku
Sesaat aku melihat
Hatimu mengintip didalam ragu
Ragu untuk muncul kembali dengan cahayanya
Atau memilih kembali sembunyi dalam hampa
Lalu . . .
Kuputuskan untuk menggodamu
Sengaja aku . . .
Tak memberi tahu alamatku
Hingga akhirnya
Kau yang meminta nomor telefonku
Riuh rendah bergemuruh hatiku
Tapi ...
Entah aku yang terlalu lama
Hingga kudengar kabar itu
Kau tidaklah sebebas dulu
Kau telah terikat oleh sebuah hubungan
Perlahan . . .
Kau dihatiku mulai terbenam
Seiring dengan putusnya harapan
Kuputuskan untuk berlalu
Dan melanjutkan kehidupanku
Lalu . . .
Kehidupanku berjalan & terus berjalan
Dengan Gelap . . .
NB :(thank you to someone, evocative presence my inspiration)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H