Tulisan ini terinspirasi karena besok, 21 April adalah hari Kartini. Di samping itu, seringnya muncul di media massa muncul perempuan-perempuan terkenal (dengan segala perilakunya, yang menjadikan 'layak jual' di mata pemburu berita), seperti: Malinda Dee, Kris Dayanti, Luna Maya, Sri Mulyani, Miranda Goeltom. Mereka adalah perempuan-perempuan terkenal di negeri ini, dan, tentu saja 'hebat' (dengan sengaja saya beri tanda kutip, karena kehebatannya dalam dimensi yang berbeda-beda.)
Ibuku
Adalah pribadi yang kuat. Tanpa keluh kesah, tanpa tangis, mampu membesarkan enam putra-putrinya (tentu saja bersama dengan Bapak). Setelah sekarang sudah sangat 'sepuh', masih selalu memikirkan putra-putrinya yang sebagian besar sudah berumah tangga.
Ibu, maukah Ibu menikmati hari tua dengan melepaskan beban memikirkan kami lagi, para putra-putri yang telah dewasa dan semestinya bertanggung jawab terhadap rumah tangga kami sendiri. "Ahh ..., tidak bisa anak-anakkku, Ibu masih merasa bertanggung jawab agar kalian bisa menjadi lebih baik, lebih sejahtera."
Kami, anak-anak Ibu, hanya senantiasa berdoa, semoga Ibu kami diberi sehat-sejahtera olehNYA, dan, kelak kalau meninggal khusnul khotimah.
Mbakyuku
Luar biasa dengan menjadi anak sulung, dari lima adik yang semua laki-laki. Tegar, kuat. Bahkan saat ditinggal untuk selama-lamanya sang suami beberapa tahun yang lalu, karena penyakit gagal ginjal. Sendirian, bertahun-tahun membesarkan dua putra-putrinya. Alhamdulillah, yang besar sudah kuliah, adiknya tahun ini kelas 3 SMA, siap memasuki perguruan tinggi.
Mbakyu, semoga senantiasa diberi kekuatan, kesabaran, kemampuan olehNYA.
Istriku
Perempuan berjilba yang cantik, yang penuh aktivitas, yang tidak kenal lelah, yang pemberani. Anugerah tiga jagoan yang sehat-sehat, adalah ujian bagi istriku (dan juga saya, sebagai suaminya tentu). Segala kata, perilaku, kebaikan, kekurangan, kenakalan, serta polah tingkah semua anak-anak kami - alhamdulillah teratasi dengan baik, sangat sangat baik bahkan. Kami merasa, tinggal memetik hasilnya.
Ya Allah, terima kasih, telah kau beri aku Ibu, Mbakyu, dan Istri, yang baik, yang luar biasa, yang kuat, yang tabah, yang sabar. Saya tidak perlu belajar jauh kepada orang lain, cukup kepada mereka para perempuan-perempuanku, orang-orang terdekatku. Yang begitu dekat, yang senantiasa bisa saya 'sungkemi', saya cium tangannya, saya peluk dengan penuh cinta.