Mohon tunggu...
Pencari Postulat Kebahagiaan
Pencari Postulat Kebahagiaan Mohon Tunggu... Lainnya - orang gila

silakan dibuang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan, yang Sepantasnya

14 Mei 2022   20:33 Diperbarui: 14 Mei 2022   20:48 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beranjak
pergi
meninggalkan diam
dipenghujung malam

Penghujung malam
awalan malang
dihambur jutaan
bintang dan melintang

dihapus
luka dan mata
Tuhan
menjadi banyak sekali 

dia
memilih diam
sejuta bahasa dan kata

tenggelam
dalam lautan diri sendiri
mencari tenang
mencari damai
sampaikah
disurga

mengapa
semua menghina
mencaci
menjadi
amarah dan hasutan
untuk semua
yang bernama manusia

jangan ada dengki
jangan ada dendam
saling menyalahkan
saling membenarkan
saling mencaci
saling mengharga

bisakah
diam
dan tenang sejenak

menyadari
dengan kesadaran tertinggi
bahwa
Tuhanlah
yang sepantasnya marah

_guritbayu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun