Mohon tunggu...
MARGARITA WULANDARI
MARGARITA WULANDARI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Travelling is my hobby.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebijakan dari Nilai Kebajikan

22 April 2023   22:43 Diperbarui: 22 April 2023   22:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Adalah sebuah kutipan dari seorang columnist, Bob Talbert, yang juga sangat memperhatikan Pendidikan. Makna dari kutipan tersebut adalah Pendidikan utamanya adalah membentuk seorang anak menjadi pribadi yang cerdas, trampil dan memilki moral yang baik. 

Hal ini sejalan dengan peryataan yaitu sekolah adalah institusi moral. Bagaimana tidak, sekolah merupakan Lembaga Pendidikan penting kedua setelah keluarga yang bertugas membentuk pribadi seseorang supaya dia kelak dapat menerrapkan apa yang dia dapat di sekolah dengan dasar moral yang baik. Oleh karena itu, seorang guru yang adalah pendidik hendaknya harus selalu membuka diri terhadap dengan selalu belajar sehingga dapat terus mengikuti perkembangan jaman tetapi tetap dapat menjaga dan mengajarkan nilai-nilai kebajikan terhadap murid-murid.

FIlosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dengan patrap trilokanya yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani, merupakan hal yang harus dilakukan soorang pemimpin pembelajaran yang memerdekakan murid. Seoran pemimpin harusnya memiliki kompetensi”among”. Ketika di depan harus menjadi teladan, di tengah harus dapat memotivasi dan di belakang harus memberi dukungan. Demikian pula dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus bijaksana sehingga dapat menghasilkan keputusan yang terbaik, bertanggung jawab, berpihak pada murid dan berdasar nilai-nilai kebajikan.

Nilai kebajikan yang sudah tertanam dalam diri kita akan sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Seseorang yang memiliki budaya positif dalam dirinya, semua Tindakan atau pemikirannya akan selalu didasarkan pada nilai kebajikan yang diyakininya. Sehingga dalam mengambil keputusan pastilan nilai kebajikan tersebut akan selalu menyertainya. Segala aspek akan dipergunakan dalam memeprtimbangkan pengambilan keputusan tersebut.

Dengan bekal keterampilan coaching seorang pemimpin pembelajaran akan dapat menuntun seseorang untuk menemukan solusi terbaik dari segala masalah mereka. Coaching mengajarkan kita untuk hadir secara penuh, banyak mendengarkan dan menjadi mitra bagi coachee kita. 

Dala pengambilan keputusan, kita juga harus dapat mendengarkan, memahami dan menjadi mitra bagi berbagai pihak, sehingga nanti menghasilkan keputusan yang sama-sama memberikan kebaikan bagi semua pihak.  Pengambilan keputusan dapat diambil melalui 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan dapat diuji melalui 9 langkah pengambilan keputusan.

Mengambil sebuah keputusan yang tepat tentu saja memerlukan Kompetensi Sosial dan emosional yang matang. Guru atau pemimpin yang sudah memiliki kompetensi sosial emosional yang matang pastilah akan dapat menempatkan dirinya (kesadaran diri), melangkah dengan lebih tertata (manajemen diri), mampu memahami orang lain (kesadaran sosial), bermitra dengan berbagai pihak dan berkomunikasi dengan baik (keterampilan sosial) serta dapat mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Dalam kehidupan sehari-hari, apabila seorang pendidik menjumpai sebuah kasus maka kasus tersebut akan diidentifikasi terlebih dahulu. Pendidik harusnya memiliki nilai kemandirian (mempelajari kasus tersebut), inovatif (memiliki ide baru untuk pemecahan masalah), kolaboratif (bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan solusi dan pertimbangan) serta reflektif (melakukan pengujian keputusan, apakah keputusan tersebut sudah tepat). Didukung oleh nilai kabjikan yang dianut seorang pendidik,maka pertimbangan kasus akan lebih mengutamakan kebaikan.

Keputusan yang diambil dikatakan tepat apabila semua pihak mendapatkan kebaikan dari keputusan tersebut. Dengan demikian akan menciptakan kepuasan atau kenyamanan sehingga lingkungan akan menjadi positif, kondusif, aman dan nyaman. Tidak ada pihak yang tersakiti  atau dirugikan.

Tantangannya adalah ketika saya dihadapkan pada dua pandangan terhadap suatu kasus. Beberapa rekan menanggapi dengan serius sedangkan beberapa rekan ogah-ogahan menaanggapinya. Hal ini tentulah sangat berpengarus pada pengambilan keputusan. Keputusan tidak akan berjalan maksimal karena belum semua pihak mendukung dan bekerjasama.

Kompetensi dalam mengambil keputusan juga mempengaruhi pembelajaran kita terutama pembelajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Bagaimana kita memutuskan untuk memberikan pembelajaran yang tepat untuk keadaan, minat dan potensi murid-murid kita yang berbeda. 

Di sini guru sebagai pemimpin pembelajaran harus pandai-pandai merancang strategi pembelajaran untuk murid. Sebagai contoh ketika kita menggunakan pembelajaran berdiferensiasi, kita harus mengetahui dahulu kondisi murid-murid kita, pengambilan keputusan untuk memberikan strategi, model, media bahkan penilaian haruslah dipertimbangkan dengan baik supaya nanti guru dapat memberikan pengetahuan dan mengembangkan potensi murid dengan maksimal.

Keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Hal ini dikarenakan apa yang guru berikan, contohkan dan instruksikan akan selalu  berulang hingga tertanam dalam pikiran murid-murid yang nantinya akan mempengaruhi pola pikir mereka. Dari pola pikir itu murid akan mengembangkan masa depannya. Sehingga apabila pemimpin pembelajaran memiliki budaya positif, kraetif, inovatif, maka murid juga akan memiliki hal-hal positif dari apa yang telah mereka dengar, lihat, lakukan ddan kembangkan.

Akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa mengambil keputusan yang tepat merupakan suatu hal yang harus dilakukan dengan penuh pertimbangan karena pasti menyangkut masa depan orang lain atau murid. Dari filosofi Ki Hajar Dewantara, keputusan yang diambil haruslah benar-benar berpihak kepada murid, bertanggung jawab dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan. Seorang pengambil keputusan haruslah memiliki nilai-nilai seperti mandiri, inovatif, kolaboratif dan reflektif. Kompetensi sosial emosional dari seorang pemimpin juga menjadi syarat mutlak dalam pengambilan keptutusan. 

Dalam memngambil keputusan seorang pemimpin juga perlu hadir penuh, mendengarkan aktif, memahami dan bisa menjadi mitra berbagai pihak. Seorang pemimpin dapat menggunakan 4 paradigma dilemma etika, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah dalam mengambil keputusan. Keputusan yang tepat akan memberikan dampak positif bagi kehidupan warga sekolah sehingga nantinya akan membentuk budaya postif sekolah.

Dari materi modul 3.1 saya memahami bahwa sebuah masalah dikatakan sebagai bujukan moral apabila ada hal yang bertentangan yaitu benar lawan salah, dan suatu maslah dikatakan dilemma etika apabila masalah tersebut yang bertentangan adalah nilai kebaikan lawan nilai kebaikan.

4 paradigma pengambilan keputusan yang mengandung dilemma etika yaitu

1. Individu lawan kelompok (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3 prinsip pengambilan keputusan


1.      berpikir berbasis hasil akhir

2.      berpikir berbasis peraturan

3.      berpikir berbasis rasa peduli


9 langkah pengambilan keputusan yaitu:

1.      Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2.      2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3.      Kumpulkan fakta-fakta yang relevan

4.      Pengujian benar benar dan salah

5.      Pengujian benar lawan benar

6.      Melaksanakan resolusi

7.      Investigasi opsi trilemma

8.      Buat keputusan

9.      Lihat lagi keputusan, refleksikan

Dari kesembilan langkah tersebut, panjang pendek langkahnya tentunya bergantung pada masalah yang dihadapi. Keefektifannya pun bergantung pada kondisi kita dan lingkungan.

Sebelum mempelajari modul ini, sebagai guru tentu saja saya pernah mengambil keputusan dalam situasi moral dilemma etika, akan tetapi proses pengambilannya hanya sesuai pengetahuan saya saja, saya hanya mempertimbangkan mana yang paling menguntungkan dan memiliki resiko kecil saja. Sedangkan setelahmempelajari saya memiliki bekal untuk mengidentifikasi, memiliki pengetahuan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan.

Dampak mempelajari modul ini bagi saya adalah terbukanya wawasan saya bahwa sebagai seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar, baik untuk dirinya, untuk rekan sejawat, untuk lembaganya, untuk murid-muridnya dan untuk masyarakat. Dan pastilah karena menyangkut banyak orang nanti pemimpin juga akan berhadapan dengan dilemma etika. Dengan mempelajari modul ini saya mengetahui bahwa seorang pemimpin harus bijaksana dalam mengambil keputusan, mulai dari identifikasi, mengumpulkan fakta, membuat alternatif, analisis, uji keputusan dan refleksi. 

Seorang pemimpin yanb bijaksana akan membawa murid dan sekolah menuju pembelajaran yang merdeka dan memiliki semangat yang postif untuk pengembangannya. Dari semula keputusan yang saya ambil hanya mempertimbangkan hasil akhirnya sekarang saya telah belajar bahwa banyak hal yang dilakukan untuk sebuah keputusan yang tepat.

Modul ini sangat penting bagi saya, karena pengetahuan yang ada di dalamnya menjadi bekal saya untuk meghadapi era Pendidikan di zaman ini. Tidak hanya di sekolah tetapi untuk kehidupan sehari-hari juga. Tidak hanya sebagai pemimpin tetapi sebagai individu. Karena hal yang baik dari kita akan memberikanpengaruh baik juga kepada rekan kita atau keluarga kita serta kehidupan kita.

Terima Kasih. Salam dan Bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun