Laki-laki di masyarakat modern menghadapi banyak masalah yang berasal dari berbagai tekanan sosial, ekonomi, dan budaya. Berikut ini adalah beberapa komponen utama yang berkontribusi pada kesulitan yang dihadapi oleh pria:
1. Tekanan Pekerjaan dan Ekonomi
Tekanan Kerja: Sumber stres utama adalah ekspektasi patriarki dan tuntutan masyarakat pasca-industri. Pria sering menghadapi tekanan besar dari pekerjaan mereka.
Perubahan Ekonomi: Pola kerja tradisional laki-laki telah terganggu oleh peralihan dari perekonomian industri ke perekonomian jasa. Akibatnya, tingkat pengangguran dan ketidakaktifan ekonomi meningkat di kalangan laki-laki, terutama mereka dengan keterampilan dan pendidikan rendah. Restrukturisasi ekonomi ini membuatnya sulit bagi laki-laki untuk beradaptasi dengan pasar kerja baru.
2. Harapan Budaya dan Sosial
Norma Maskulinitas: Tekanan besar datang dari norma-norma maskulinitas konvensional, seperti harapan untuk menjadi pencari nafkah utama dan menghindari menunjukkan kerentanan. Laki-laki sering terjebak antara peran maskulin tradisional dan ekspektasi egaliter modern, yang menyebabkan konflik internal dan masalah kesehatan mental.
Stigma Kesehatan Mental: Stigma ini membuat pria tidak mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental karena anggapan masyarakat bahwa mereka harus mandiri dan tangguh. Stigma ini menyebabkan laki-laki lebih sedikit menggunakan layanan kesehatan mental, yang menyebabkan masalah seperti depresi dan kecemasan menjadi lebih parah.
3. Dinamika Komunikasi dan Keluarga
Tanggung Jawab Keluarga: Laki-laki menghadapi tekanan terkait peran keluarga, seperti menjadi pencari nafkah utama, yang dapat menyebabkan stres dan rasa gagal jika mereka tidak mampu melakukannya. Selain itu, transisi menjadi ayah dapat menjadi tantangan tersendiri karena mereka mungkin tidak memiliki dukungan atau pengetahuan yang cukup, yang berdampak pada kesehatan mental mereka.
Peran Gender Berubah: Laki-laki diharapkan untuk mengambil tugas yang biasanya diberikan kepada perempuan, seperti mengurus anak dan mengurus rumah tangga. Harga diri dan sumber identitas tradisional laki-laki dapat terancam oleh pergeseran ini.
4. Kekerasan dan Menahan Perasaan
Ancaman Kekerasan: Laki-laki sering kali menghadapi ancaman kekerasan serta ekspektasi masyarakat bahwa mereka akan berperilaku agresif, yang dapat membahayakan kesehatan mereka.
Penekanan Emosional: Laki-laki ditindas oleh norma sosial, yang menyebabkan penindasan emosional dan masalah kesehatan mental yang lebih parah.
Maka struktur masyarakat, perubahan ekonomi, dan norma gender yang terus berubah adalah sumber kesulitan untuk menjadi laki-laki. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang mencakup berbagai tahap, seperti meningkatkan kesadaran kesehatan mental, menghancurkan norma-norma maskulinitas yang berbahaya, dan membantu laki-laki beradaptasi dengan lingkungan sosial dan ekonomi yang berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H