Babakan, Tangerang (18/7) -- Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Stunting memiliki efek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. Kurangnya gizi yang dimulai sejak dalam kandungan menyebabkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, meningkatkan risiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung.
Stunting dapat terjadi sejak anak masih dalam kandungan sampai usia empat tahun. Namun, umumnya bParu bisa terlihat saat usia dua tahun.
Target pemerintah pada 2024 adalah prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14%. Hal ini dikarenakan angka stunting di 2021 mencapai angka yang cukup tinggi yaitu sebesar 24,4% dan angka ini melebihi standar angka yang ditoleransi oleh WHO, yaitu dibawah 20 persen.Â
Oleh karena itu, untuk mencapai target pemerintah, setiap tahunnya diperlukan penurunan angka stunting sebesar 2,7% sesuai apa yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.Â
Pencegahan stunting yang digencarkan oleh pemerintah juga menjadi salah satu tema yang diangkat di Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II UNDIP tahun 2022.Â
Hal ini juga selaras dengan tema besar KKN yang berupa "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDGs", dimana pencegahan stunting termasuk dalam SDG nomor 3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
Setelah melakukan survey di RW 02, jumlah ibu hamil dan balita yang ada cukup banyak dan dari sini, mahasiswa KKN merasa bahwa penyuluhan merupakan sesuatu yang tepat dan penting untuk dilakukan.Â
Oleh karena itu, Ermalyani Margaret (Akuntansi 2019) dengan keempat teman kelompok KKN-nya memberikan penyuluhan pencegahan stunting kepada ibu hamil dan balita dan fokus penjelasan materi oleh Ermalyani adalah tentang Olahraga yang dapat dilakukan secara hemat dan terjangkau dimana olahraga sendiri merupakan salah satu hal kecil yang dapat mendukung pencegahan stunting.