Mohon tunggu...
Margareta Bertuanda
Margareta Bertuanda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa yang memiliki hobi bernyanyi, menonton film, dan bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Organisasi: Telisik Budaya, Praktik, Regenerasi, dan Transformasi dalam Organisasi

19 Oktober 2023   22:19 Diperbarui: 19 Oktober 2023   23:07 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Organisasi sendiri merupakan sebuah perkumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling bekerja sama dan mempunyai suatu tujuan yang dijalankan bersama-sama (Wijayanto, 2013). Kosasih (2016) juga mengungkapkan bahwa organisasi bukan hanya sebagai wadah untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga sebagai wadah kerja sama bagi sekelompok orang untuk mewujudkan tujuan bersama. Organisasi akan bergerak dinamis dan selalu berkembang berdasarkan spesifikasi yang harus terpenuhi serta menyesuaikan kebutuhan dan tuntutan dari organisasi itu sendiri (Sulistyarini, Novareza & Darmawan, 2018).

Hal-hal yang perlu kita telaah lebih lanjut yaitu mengenai dinamika dalam organisasinya sendiri. Dinamika organisasi salah satunya yaitu mengenai iklim organisasi, Iklim organisasi ialah suatu kondisi yang menggambarkan kualitas lingkungan internal organisasi yang dapat dirasakan dan dialami oleh anggota, serta mampu mempengaruhi perilakunya. Dalam iklim organisasi membahas mengenai kultur dari organisasinya sendiri. Kultur tersebut bisa tercipta dengan adanya interaksi hubungan antara anggota dan pimpinan, nilai dan tujuan dari organisasinya bahkan sampai lingkungan yang dihadapi oleh organisasinya sendiri. Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan dari Prihantoro (2019) bahwa iklim organisasi yang menggambarkan tentang bagaimana kondisi tempat dan sarana kerja, serta lingkungan psikologis seperti hubungan sosial di dalamnya akan mampu mempengaruhi disiplin kerja para anggota.

Kultur organisasi juga memperlihatkan bagaimana kualitas dari organisasinya, seperti efektivitas durasi rapat, budaya kerja anggota organisasi, dan pola-pola wewenang struktur organisasi. Mari kita bahas mengenai efektivitas durasi rapat, Menurut Lussier (2017), keadaan iklim organisasi dapat dilihat berdasarkan dimensinya, yakni struktur, tanggung jawab, penghargaan, kehangatan, dukungan, identitas dan loyalitas organisasi, serta resiko. Setiap strukturnya pasti memiliki ciri khas dan fokusnya masing-masing. 

Tetapi dalam organisasi, perbedaan ciri khas tersebut kita rangkul untuk bisa bersatu dan terwadahi dalam satu organisasi. Hal tersebut bisa berpengaruh pada durasi rapat, apakah dalam rapat yang membahas sebuah program atau sebuah permasalahan akan lebih efektif dengan beragamnya isi kepala anggota atau membuat rapat ini menjadi lama dan tidak efektif? Hal tersebut bisa kita upayakan dengan memperhatikan agenda acara yang dibahas dan dipertimbangkan kembali segala hal bentuk masukan serta sarannya sehingga tidak adanya komunikasi yang bertele-tele dan memakan waktu sampai larut.

kalau misal ada kultur yang sifatnya negatif, wajib untuk dihilangkan dan membangun kembali kultur yang sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Harus bisa membedakan juga antara budaya dan sistem kerja. Karena hal tersebut merupakan dua hal yang berbeda. Walaupun kultur departemennya serius, tetapi tidak bisa pembawaannya disamakan dengan departemen yang lain saat ada delegasian.

Setelah itu kita akan membahas mengenai budaya kerja. Macam-macam budaya kerja bisa kita lihat pada berbagai bidang-bidang organisasi, seperti lingkungan kerja yang kolaboratif, atau lebih formal dan terstruktur, atau pemicunya melalui kreativitas, atau bahkan budaya organisasi yang didorong oleh target, tenggat waktu atau kebutuhan. 

Hal-hal ini ada dalam setiap budaya kerja organisasi. Budaya kerja bisa dipengaruhi juga oleh gaya kepemimpinan seseorang, seperti gaya kekuasaan karismatik yang menarik perhatian para pengikut, gaya kekuasaan tradisional yang biasanya menjunjung tinggi budaya yang diturunkan/diwarisi oleh pemimpin dekade sebelumnya, dsb. Pemimpin yang tidak bisa berhubungan baik dengan anggotanya akan merasa sulit untuk merangkul dan mempersatukan anggotanya karena kurangnya bonding daripada pemimpinnya terhadap anggotanya. Kultur dalam organisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan anggotanya.

Bagaimana tanggapan mengenai program kerja dalam organisasi, apakah kedudukan seluruh progrsm kerja yang ada itu sama? Atau mungkin malah membuat tingkatan kedudukan dalam program kerja? Setiap proker memiliki urgensinya masing-masing. 

Sekalipun skalanya kecil, tapi tetap memiliki urgensi, sehingga tetap harus dipegang dan diselesaikan dengan tanggung jawab penuh. Setiap anggota harus memiliki rasa kepemilikan bersama. Walaupun secara individu proker yang diamanahkan tidak sesuai passion, tetap harus dipegang dengan penuh tanggung jawab. Ketika suatu proker bisa membentuk aktualisasi diri itu merupakan sebuah ketercapaian, yang mana pasti didalamnya memuat tujuan awal dalam memulai organisasi, motivasi serta semangat yang tetap terjaga dan terakhir jadikan organisasi itu merupakan laboratorium pertama sebelum lanjut ke jenjang selanjutnya yang lebih tinggi.

Organisasi seharusnya menjadi sebuah wadah untuk para anggota mengembangkan skillnya bukan hanya sebatas bergabung dalam organisasi saja. Dalam sebuah organisasi terdapat berbagai macam gaya organisasinya. Akan tetapi kita tidak boleh melupakan kemajuan teknologi dan urgensi organisasi dalam lingkungab. Karena tugas organisasi yaitu untuk membaharui sistem yang ada, janga hanya menjadi sosok organisator saja melainkan memiliki feedback yang lebih daripada disangka. Percaya atau tidak, memang tangan Tuhan yang selalu berperan saat kita menghadirkan keadilan bagi setiap generasi sedangkan bagi manusia akal adalah cara berpikir dan memikirkan strategi baru untuk perubahan dan setiap generasi muda memiliki kedua hal tersebut (Zuhro, 2021).

Sebuah organisasi tidak bisa berjalan dengan baik jika tidak diawasi atau tidak dievaluasi dengan para anggotanya sendiri. Pengawasan tersebut di organisasi memiliki kepemimpinanya sendiri agar lebih fokus dan bisa diandalkan. Organisasi yang cerdas dan berkreativitas akan lebih mudah mengikuti arus zaman dan bisa lebih aktif dalam berkegiatan sehingga efeknya akan masuk pada nilai ataupun tujuan organisasi itu dibentuk. Disiplin kerja sendiri adalah suatu keadaan tertentu dimana para individu yang tergabung dalam organisasi tunduk pada segala peraturan yang ada dengan senang hati (Afandi, 2016).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun