Sudah lama sekali rasanya Saya tidak menulis disini. Rasanya kangen juga berbagi tulisan di Kompasiana. Semoga para penulis dan pembaca senantiasa diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Kali ini Saya sangat ingin berbagi kesaksian selama masa pandemi. Kita semua mengalami dan merasakan betapa banyak kesulitan dan kehilangan yang terjadi di masa pandemi ini.Â
Awal Pandemi
Saya pun demikian. Sejak Maret 2020 lalu, ketika pandemi Covid mulai terjadi di Negeri kita, dampaknya langsung mengguncang kita semua. Khusus untuk Saya pribadi, sudah jelas saat itu warung nasi usaha kecil Saya langsung tutup. Karena ketakutan dari orang-orang saat itu. Ditambah lagi kebijakan PSBB, yang membuat para pemilik usaha warung seperti Saya mengalami kesulitan menjalankan usaha kami.
Saya memutuskan untuk menunggu sampai situasi aman dan bisa membuka warung kembali. Namun, setelah menunggu beberapa bulan ternyata keadaan tidak semakin baik justru lebih sulit. Tabungan pun mulai menipis. Ditengah kekhawatiran Saya hanya bisa berdoa minta petunjuk tentang apa yang harus dilakukan. Sebagai seorang single parent, otomatis Saya mumet mencari solusi usaha apa lagi untuk mendapatkan nafkah buat keluarga. Saat itu karena PSBB, banyak usaha yang harus tutup. Beralih gaya usaha menjadi usaha online. Saya pun ikut trend baru tersebut.
Pada akhirnya pelan-pelan usaha Saya kembali berjalan. Meski hasilnya tidak banyak, tetapi itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami sehari-hari. Untungnya saat itu putri sulung Saya sudah mau lulus SMK. Dan karena pandemi agenda kegiatan akhir tahun sekolah banyak yang ditiadakan. Otomatis menghemat biaya untuk kelulusan putri Saya.
Pindah Rumah
Berjalan beberapa bulan dengan baik, pelanggan pun mulai banyak. Kembali ketahanan dan kesabaran Saya harus diuji. Pada bulan Juli 2020 terjadi masalah antara Saya dan mantan suami, yang membuat Saya memutuskan untuk pindah rumah bersama anak-anak Saya. Saat itu Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Saya hanya berserah dan berdoa, serta berupaya yang terbaik yang Saya bisa. Dengan bantuan dari keluarga Saya pun bisa menyewa rumah kontrakan sederhana. Dan tetap menjalankan usaha Saya secara online, karena modal untuk membuka warung kembali sudah habis untuk biaya pindahan rumah.
Namun Tuhan itu baik. Di tengah kesulitan orang-orang yang mencari kerja. Putri Saya yang baru saja lulus dari SMK bahkan belum mendapatkan ijazah sudah dapat diterima bekerja di sebuah perusahaan yang cukup bagus. Meski hanya kontrak kerja selama 1 tahun. Bersamaan sebulan setelah putri Saya diterima bekerja, perusahaan tersebut meminta Saya untuk bisa menyediakan catering makan siang setiap hari di kantor mereka. Puji Tuhan, pemeliharaan Tuhan yang setia menyertai kehidupan kita, yang mau bersyukur, bersabar, tekun berdoa dan berusaha.
Saya Dan Ibu Positif Covid
Sejak Agustus 2020 catering di kantor putri Saya mulai berjalan, sambil tetap menjalankan usaha warung online. Waktu bergulir dengan baik2 saja. Hingga akhir November 2020 Ibu Saya datang dari Sidoarjo ke rumah Saya di Malang karena sakit parah. Saya harus merawat beliau, maka sementara semua usaha Saya harus libur. Ibu dinyatakan positif Covid dan harus isolasi di RS saat itu bulan Desember 2020. Tidak lama setelah Ibu di isolasi, Saya pun tertular Covid dan harus isoman. Karena menurut dokter yang memeriksa keadaan Saya masih cukup baik, cukup isoman saja. Saat itu angka penderita covid meningkat tajam. Anak-anak pun Saya minta pulang ke rumah Papa mereka sementara waktu, untuk menjaga jangan sampai tertular.
Praktis selama 2 bulan usaha saya libur. Karena pasca Ibu Saya dirawat di RS, beliau masih hrs isoman 14 hari lagi. Meski sudah stabil, Ibu saya belum bisa bangun sendiri dari tempat tidurnya. Jadi meski Saya dalam masa pemulihan, Saya pun tetap merawat Ibu dan membantu beliau untuk terapi berjalan kembali. Akhirnya Ibu saya benar-benar pulih dan bisa pulang kembali ke Sidoarjo.