Di perkembangan zaman masa kini, sering kali kata introvert keluar dari mulut masyarakat, khususnya khalangan remaja. Ntah dari mana asal usul pemahaman ini, namun sifat ini marak sekali diperebutkan dan dijunjung tinggi layaknya sebuah keistimewaan.Â
Masyarakat khususnya remaja kerap melahirkan mindset tertentu dimana menempatkan sifat introvert sebagai suatu hal yang special, padahal nyatanya mereka sendiri belum begitu paham selak beluk sifat ini.
Introvert adalah sikap atau karakter yang lebih kepada subjektif secara mental dalam menjalani kehidupannya. Kepribadian introvert ini lebih menyukai suasana yang tenang, senang menyendiri, mereka cenderung menghindar dari hal-hal yang baru. Sifat yang seperti ini mereka cenderung suka dengan hal-hal yang melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.
Ciri-ciri seorang introvert memang dapat dengan mudah ditelaah oleh orang awam seperti pendiam, suka menyendiri, tidak menyukai keramaian, lebih banyak bebrfikir daripada berbicara, lebih senang bekerja sendiri, susah untuk bergaul, dan lain-lain.Â
Namun nyatanya sifat ini tidak sesederhana itu untuk dilabelkan kepada seseorang. Sering kali terdapat kesalahpahaman tentang hal ini, banyak yang mengambil kesimpulan bahwa seorang introvert adalah seseorang yang pemalu, tertutup, ataupun anti sosial, yang sebenarnya apabila dikaji lebih dalam lagi sifat introvert tidak selalu seperti apa yang ditelaah umum.
Seseorang dengan kepribadian introvert cenderung memiliki "stok energy sosial" atau semacam batasan sampai dimana ia dapat bersosialisasi. Maksud dari energy ini adalah seorang introvert terkadang masih dapat bersifat seperti ekstrovert namun ia memiliki batasan tertentu. Hal ini menunjukan bahwa tidak selamanya seorang introvert bersifat sepenuhnya anti sosial ataupun tertutup.
Untuk memahami energy introvert lebih jelas lagi, dapat diumpamakan seperti baterai, dimana perbedaan introvert dan ekstrovert adalah sumber energinya. Para ekstrovert adalah tipe orang yang memiliki energy yang bersumber dari orang orang disekitarnya, secara umum orang orang dengan kecenderungan ekstrovert lebih produktif saat ia bersama orang lain.Â
Sedangkan orang dengan kecenderungan introvert, mereka menyerap energi dari kesendirian mereka. Bukan artinya mereka anti-sosial atau enggan bersosialisasi, tapi setelah mereka berkumpul dalam keramaian, setelah itu mereka akan butuh waktu sendiri untuk mengisi kembali energy mereka yang telah terkuras sebelumnya untuk bersosialisasi.
Introvert bisa dan mampu tampil di depan umum sebaik ekstrovert, hanya saja setelahnya mereka membutuhkan waktu tenang, lalu mengapa harus ada perbedaan atau keistimewaan diantara kepribadian ini dengan yang lainnya?
Setiap kepribadian sudah sewajarnya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan suatu kepribadian bukanlah sesuatu yang dapat dipilih melainkan sesuatu yang sudah tertanam. Maka dari itu "kasta" seorang introvert yang kerap dibanggakan sebenarnya tidak perlu ada di dalam masyarakat. Hal tersebut hanya akan membuat tumbuhnya perasaan superior yang menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H