Disusun oleh:
Maretha Lutfi Anjani
Prodi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Sultan Agung, Semarang
Dosen Pengampu: Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd.
Dosen Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi. Kemampuan berbahasa dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam berbagai aspek. Berkaitan dengan komunikasi, bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam segala aspek kehidupan sehari-hari warga negara Indonesia. Jika kita berbicara tentang komunikasi dan bahasa, Indonesia memiliki beragam bahasa daerah yang dituturkan secara alami tergantung pada daerah dan kondisinya. Hal tersebut membuat masyarakat  bangga menjadi warga negara Indonesia. Meski demikian, warga negara Indonesia tetap menggunakan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia di berbagai konteks. Bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi antar daerah, dan penggunaan bahasa Indonesia  dapat memudahkan komunikasi antar masyarakat yang berbeda daerah.  Sering kita temui dengan alasan demi kenyamanan berkomunikasi, masih banyak warga negara Indonesia yang belum menggunakan bahasa Indonesia dengan  baik dan benar.
Memasuki era society 5.0, penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi  dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan informasi. Karena pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, saat ini banyak  bahasa asing yang masuk ke Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri telah berkembang ke arah positif dan negatif. Dilihat dari keadaan saat ini, fungsi bahasa Indonesia sudah mulai tergeser oleh bahasa asing dan berbagai istilah asing. Misalnya Jakarta Selatan, bahasa  dari wilayah Jakarta Selatan yang digunakan untuk komunikasi informal dan intim. Disebut bahasa Jakarta Selatan karena di wilayah ini bahasa Indonesia sering bercampur dengan bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Salah satu faktor terciptanya bahasa Jaksel adalah sangat terbukanya masyarakat kita  terhadap globalisasi.
Pencantuman istilah yang entah dari mana asalnya membuat orang Indonesia kehilangan bentuk aslinya. Penulis  mencatat bahwa beberapa sekolah berlabel "internasional" justru malah menggunakan bahasa asing untuk komunikasi sehari-hari. Tidak hanya sekolah yang diberi label 'internasional', bahkan  banyak  sekolah negeri yang mengenalkan bahasa asing kepada siswanya. Dalam hal ini Bahasa Indonesia menjadi terpinggirkan, bahkan banyak sekali generasi muda yang merasa kesulitan untuk berbahasa nasional. Sayang sekali karena itu bahasa asing terutama bahasa Inggris,  Korea dan bahkan Mandarin diperkaya kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian hal ini akan berdampak buruk bagi negara Indonesia, salah satu dampak negatif yang dapat dirasakan adalah ke tidak sopanan remaja ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Pengantar bahasa asing memiliki segi positifnya sendiri yang bisa diterapkan, tetapi dengan demikian bahasa nasional kita mungkin akan terancam. Diperkirakan  beberapa tahun ke depan masih bisa menggunakan Bahasa Indonesia, namun bagaimana dengan puluhan tahun berikutnya? Bahasa Indonesia bisa saja tergantikan dengan bahasa asing dan istilah gaul pada generasi muda. Hal ini menjadi tugas kita sebagai warga negara dan juga sebagai generasi muda Bangsa Indonesia yang seharusnya dapat melestarikan bahasa nasional kita yaitu Bahasa Indonesia.
Perkembangan media sosial turut mensugesti perkembangan Bahasa Indonesia. Banyak konten kreator yang memakai bahasa dan kata asing yang umumnya mereka sebut menjadi 'bahasa gaul', perkembangan media sosial ini tentunya bisa dijangkau oleh seluruh kalangan yang artinya mereka bisa mengakses dan meniru 'bahasa gaul' yang diucapkan oleh konten kreator tersebut. Penggunaan Bahasa Indonesia oleh generasi muda saat ini hampir tidak ada yang menggunakan dengan baik dan benar, sangat sedikit kalangan remaja yang menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.Â
Penggunaan bahasa nasional dengan benar sudah terpinggirkan oleh bahasa-bahasa asing. Disebabkan masuknya budaya luar negeri ke dalam Negara Indonesia yang memadukan Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia, Bahasa Indonesia tidak digunakan sebagaimana mestinya dikarenakan pengaruh dari beberapa  faktor, terdapat faktor dari luar dan faktor dari dalam. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menaikkan minat remaja agar menggunakan bahasa nasional dengan baik dan benar, dapt dilakukan dengan cara melakukan tindakan terhadap diri sendiri, masyarakat dan juga pemerintah. Dengan menciptakan peraturan penggunaan bahasa nasional dijadikan untuk  bahasa sehari-hari, para siswa disekolah juga bisa meningkatkan minat ber-Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah wahana pemersatu bangsa, sebagai identitas dan juga kebanggan Bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H