Masa remaja adalah satu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolenscence) mulai usia 10 tahun sampai 19 tahun, sedangkan masa muda (youth) antara 14-15 tahun. Masa periode perkembangan remaja inilah yang mendorong mereka untuk mencari identitas dan jati dirinya.Â
Mulai psikologis, fisik, dan lingkungan sosial terjadi perubahan yang muncul. Permasalahan atau problematika remaja dapat terjadi sehubungan dengan  penyesuaian diri remaja terhadap lingkungannya. Remaja dianggap memiliki kelabilan sehingga mudah bagi remaja mengikuti kebiasaan di sekitarnya.Â
Remaja memiliki keinginan untuk bebas dari  kekangan orang tua serta rasa ingin tahu (penasaran) sehingga mudahnya terjerumus terhadap perilaku yang beresiko.
Pergaulan bebas
Pergaulan yang bebas merupakan satu diantara bentuk perilaku yang tidak sesuai budaya adat dan nilai norma yang berlaku di Indonesia. Seperti yang kita tau di lingkungan masyarakat dan berbagai media sosial seakan sudah menormalisasi berpacaran, perilaku mengundang sensual, serta hubungan seks yang bebas sering terlihat di dalamnya.Â
Perbuatan seks pranikah ini didorong oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut seharusnya bisa dihindarkan, namun tidak sedikit para remaja menghiraukannya. Oleh karenanya sangat diperlukan kesadaran diri masyarakat utamanya para remaja untuk paham mengenai bahayanya seks bebas dan menahan diri dari perbuatan tidak baik tersebut.
Remaja yang kurang bisa menyaring budaya Barat yang masuk serta dengan kesalahan dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi berdampak pada penyimpangan budaya dan penyimpangan perilaku rasa malu yang tidak lagi dipedulikan, perilaku seks bebas, gaya berpacaran yang bebas, mulai melupakan budaya sendiri dan memilih mengikuti budaya barat. Tidak sedikit remaja mengabaikan dampak yang akan membuntuti setelah perbuatan seks bebas.
 Diperlukan adanya upaya baik dari luar maupun dalam diri remaja untuk menghindari perbuatan seks pranikah yang akan menghancurkan masa depan dari seorang remaja tersebut.Â
Walapun begitu peran orangtua dan edukasi terhadap seks bebas sangat amat diperhatikan. Tidak menganggap perbuatan seks sebagai hal yang tabu dan patut dibicarakan akibatnya menjadi perhatian khusus di masa kini. Tak hanya edukasi untuk remaja namun sekiranya diperlukan edukasi untuk para orangtua dalam memberikan pengertiannya kepada anak dalam pengetahuan seks.
Faktor pendorong seks bebas
Seks adalah kebutuhan yang alamiah dan wajar pada manusia yang bugar. Bahkan, tanda-tanda seksual (haid, mimpi basah, dan tumbuh payudara) menimbulkan dorongan seks di mana hal tersebut menjadi salah satu ciri remaja pubertas.Â