Mohon tunggu...
Ummi Mardliyah
Ummi Mardliyah Mohon Tunggu... Guru - Pengembara dan Penikmat Pelajaran Kehidupan

Setiap rasa itu valid untuk diapresiasi || Content writer @harmoniduahati on IG || Travelling-Culinary

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Riasan Kepiluan Sang Ibu

9 Juli 2022   10:29 Diperbarui: 9 Juli 2022   10:31 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riasan Kepiluan Sang Ibu
Oleh: Ummi Mardliyah

Nestapa
Berdiri di atas genangan duka
Hujan turut menitikkan kucuran laranya
Deras, menggerus tanpa perasaan
Mengiris perih kenangan
Bayang kebersamaan menguar kepiluan
Tenggelam

Perpisahan merentangkan jarak yang tak lagi dekat
Sejauh mentari dan rembulan
Terik saat siang
Temaram saat malam

Berpisah
Raga terpasung lemah
Jiwanya resah
Hancur berkeping-keping, remuk redam
Menyisakan puing-puing perjuangan,
meminta tongkat estafet diteruskan
Lalu kini,
memaksa berdiri di atas satu kaki
kaki pasangannya tak lama pergi

Kekasih hati beranjak dari peraduan
Menghadap Tuhan
Meninggalkan memori-memori indah
membentuk untaian doa permohonan

Bermunajat kepada Ilahi Robbi
Bercerita, berkabung
Separuh jiwanya hilang
Pikiran tak tenang,
Segala macam penawar tak mampu memeluk pelik kehilangan

Sepanjang hari ia tak henti berdoa
Air mata kerap menetes di atas sajadah
Meminta Tuhan 'tuk sampaikan
"Kekasih, jagalah hati
Tunggulah aku di serambi surga"

Gubug memori, 12 September 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun