Riasan Kepiluan Sang Ibu
Oleh: Ummi Mardliyah
Nestapa
Berdiri di atas genangan duka
Hujan turut menitikkan kucuran laranya
Deras, menggerus tanpa perasaan
Mengiris perih kenangan
Bayang kebersamaan menguar kepiluan
Tenggelam
Perpisahan merentangkan jarak yang tak lagi dekat
Sejauh mentari dan rembulan
Terik saat siang
Temaram saat malam
Berpisah
Raga terpasung lemah
Jiwanya resah
Hancur berkeping-keping, remuk redam
Menyisakan puing-puing perjuangan,
meminta tongkat estafet diteruskan
Lalu kini,
memaksa berdiri di atas satu kaki
kaki pasangannya tak lama pergi
Kekasih hati beranjak dari peraduan
Menghadap Tuhan
Meninggalkan memori-memori indah
membentuk untaian doa permohonan
Bermunajat kepada Ilahi Robbi
Bercerita, berkabung
Separuh jiwanya hilang
Pikiran tak tenang,
Segala macam penawar tak mampu memeluk pelik kehilangan
Sepanjang hari ia tak henti berdoa
Air mata kerap menetes di atas sajadah
Meminta Tuhan 'tuk sampaikan
"Kekasih, jagalah hati
Tunggulah aku di serambi surga"
Gubug memori, 12 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H