"Ba! Kamu ikut saya!"
 "Ke mana, Mas?"
 "Barcelona."
Penggalangan kalimat itu masih saja saya ingat ketika Mas Sumohadi Marsis mengajak saya untuk meliput Olimpiade Barcelona 1992. Kebetulan, sejak 1991-an saya kursus Bahasa Spanyol yang Alhamdulillah 50 persen dibiayai Tabloid BOLA tempat saya bekerja sejak 1985.
Maka, berangkatlah saya bersama Mas Sumo ke Barcelona dan menjadi saksi mata sukses Alan Budikusuma dan Susi Susanti merebut emas bulutangkis tunggal putra-putri.
Sebagai bos saya di BOLA waktu itu, itu bukan kali pertama saya melakukan tugas liputan bersama Mas Sumo. Yang pertama sekaligus kali pertama saya keluar negeri adalah liputan SEA Games di Bangkok pada 1985. Kami juga didampingi fotografer Zaenal Effendi (almarhum).
Enaknya jalan bareng bos, kami bisa menginap satu malam di Singapura sebelum terbang ke Bangkok, Thailand. Jadi, kali pertama ke luar negeri, saya bisa menginjakkan kaki di dua negara sekaligus, Singapura dan Thailand.
Kali ketiga melakukan liputan bareng Mas Sumo adalah ketika kami berjumpa di Toronto, Kanada pada 1994, untuk meliput Kejuaraan Dunia Bola Basket di SkyDome. Seperti biasa, Mas Sumo berangkat bersama istri tercintanya, Mbak Lisa.
Saat itu, Mas Sumo tetap sebagai Pemimpin Redaksi di Tabloid BOLA, dan saya baru saja keluar ke Harian Gema Olahraga (GO), harian yang kali pertama dipimpin Atal Depari dan Bramono.
Karena Mas Sumo meliput sekaligus liburan, saya pun ikut digeret untuk menemaninya naik ke CN Tower dan sehari kemudian ke Air Terjun Niagara. Mas Sumo juga yang langsung pesan tiket untuk saya.
 "Udah, jangan terlalu repot dengan liputan. Kita ke Ontario dulu," katanya melalui telepon. "Besok kita ke Ontario. Ke Air Terjun Niagara."