Mohon tunggu...
Aba Mardjani
Aba Mardjani Mohon Tunggu... Editor - Asli Betawi

Wartawan Olahraga, Kadang Menulis Cerpen, Tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Geliat dan Gelepar Malam

11 Februari 2014   21:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:55 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

malam  menggeliat dalam dekap liat
malam menggelepar dalam dekap kapar
malam melebam dalam dekap cekam
malam merintih dalam dekap lirih
malam meruntuh dalam dekap utuh
malam terengah dalam dekap jengah
malam terantuk dalam dekap kantuk
malam tercabik dalam dekap delik
malam menjerit dalam dekap derit
malam melenguh dalam dekap keluh
malam meruak dalam dekap kuak
malam merajut dalam dekap kejut
malam melepuh dalam dekap peluh
malam melunglai dalam dekap belai
malam mengelupas dalam dekap rampas
malam merona dalam dekap pesona
malam meronta dalam dekap takhta
malam meringis dalam dekap tangis
malam memerah dalam dekap darah

dan malam menjelma huma

tanah kusir, 11 feb 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun