Klaten merupakan sebuah kota kecil yang terletak diantara dua kota budaya yaitu Jogyakarta dan Solo. Dengan luas wilayah 655,56 km2 yang dibagi menjadi 26 Kecamatan dan 401 Keluraha serta jumlah penduduk sebanyak 1,316,907, kota Klaten memiliki berbagai masalah dibidang kependudukan terutama disektor kesehatannya. Kesehatan di Klaten belum bisa dikatakan baik karena angka kematian ibu di Klaten dari tahun 2010-2014 cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten didapat data tahun 2010 sebanyak 11 ibu meninggal, tahun 2011 turun menjadi 10 orang, tahun 2012 meningkat menjadi 19 orang, tahun 2013 meningkat lagi menjadi 22 orang dan tahun 2014 turun menjadi 20 orang.
Dari data itu dapat disimpulkan bahwa kesehatan di Kabupaten Klaten masih sangat rendah. Kasus kematian ibu paling tinggi berada di tiga kecamatan yaitu : Bayat, Trucuk dan Ceper. Meningkatnya angka kematian ibu dikarenakan adanya pernikahan dini, hipertensi dan pendarahan saat melahirkan serta dari faktor non medis lainnya.
Banyaknya angka pernikahan di Kabupaten Klaten khususnya di Kecamatan Bayat, Trucuk dan Ceper mengakibatkan banyaknya ibu yang melahirkan. Apalagi pernikahan yang dilakukan oleh pasangan muda yang belum terlalu matang dalam berfikir. Selain belum matangnya cara berfikir wanita yang berumur kurang dari 20tahun saat melahirkan sangat besar kemungkinan untuk mengalami kematian. Menurut para ahli medis wanita yang berumur dibawah 20tahun beresiko 4 kali lipat meninggal dunia saat melahirkan. Hal ini bisa terjdi karena organ reproduksi yang belum kuat untuk berhubungan intim atau melahirkan. Dan juga sel telur yang dimiliki oleh wanita dibawah 20tahun juga belum siap untuk dibuahi.
Tidak hanya pernikahan dini, meningkatnya angka kematian ibu juga disebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Wanita yang hamil dan melahirkan diusia 20tahun kebawah memiliki resiko tinggi terkena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan wanita yang hamil diusia 20-30tahun. Kondisi itu disebut dengan pregnancy-induced hypertension. Wanita umur kurang dari 20tahun yang hamil juga memiliki resiko lebih tinggi terhadap preeklamsia. Preeklamsia merupakan kondisi medis berbahaya yaitu kombinasi dari hipertensi dengan kelebihan protein dala urin, pembengkaan wajah dan tangan, serta kerusakan organ.
Selain itu, meningkatnya kematian ibu di Kabupaten Klaten juga disebabkan kurangnya sarana fasilitas kesehatan yang memadai. Seharusnya dalam sebuah kota dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal yang paling diperhatikan adalah sarana dan prasarana kesehatan. Berdasarkan data yang bersumber dari BPS Kabupaten Klaten menyatakan bahwa beberapa sarana kesehatan di Kabupaten Klaten mengalami penurunan. Bukan hanya penurunan bahkan ada beberapa sarana kesehatan yang tahun sebelumnya ada di tahun selanjutnya tidak ada. Contohnya: rumah bersalin pada tahun 2010 berjumlah 19 buah, tahun 2011 turun menjadi 5 buah dan pada tahun 2012-2014 rumah bersakin itu tidak ada. Selain itu ada juga puskesmas yang dilengkapi dengan fasilitas rawat inap tahun 2010 berjumlah 14 buah, tahun 2011 naik menjadi 15 buah, tahun 2012 tambah lagi menjadi 16 namun pada tahun 2013 dan 2014 mengalami pengurangan menjadi 15. Padahal kita ketahui bersama bahwa peranan rumah bersalin dan puskesmas dengan fasilitas rawat inap sangat dibutuhkan bagi wanita yang akan melahirkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI