Semarang -- Pada hari Minggu, 13 Oktober 2024, Balai RW 04 Kelurahan Pongangan, Gunungpati, Semarang, menjadi tuan rumah pelatihan penting yang berfokus pada pengawetan makanan menggunakan teknologi mesin retort. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diinisiasi oleh tim dari Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang, dengan tujuan meningkatkan daya saing produk lokal melalui inovasi teknologi.
Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dibawakan oleh Ibu Nisa Rachma Sari dari Universitas Semarang (USM), yang menyampaikan materi tentang pengemasan produk makanan. Ibu Nisa menjelaskan pentingnya kemasan yang baik untuk menjaga kualitas dan kebersihan produk, serta bagaimana pengemasan yang menarik dapat meningkatkan nilai jual. Peserta diajarkan teknik-teknik pengemasan modern menggunakan plastik retort dan aluminium foil, yang dapat melindungi produk dari kontaminasi dan memperpanjang masa simpan.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Bapak Muji Sukur, selaku Ketua Tim PKM, yang menjelaskan lebih mendalam tentang teknologi mesin retort. Bapak Muji menguraikan bagaimana mesin retort bekerja dengan memanfaatkan tekanan dan suhu tinggi untuk mensterilkan produk makanan, sehingga bisa disimpan lebih lama tanpa bahan pengawet kimia. Metode ini sangat bermanfaat untuk produk olahan jamur seperti sate jamur, bakso jamur, dan tahu bakso jamur yang sebelumnya hanya bisa bertahan 1-2 hari pada suhu ruang. Dengan teknologi ini, produk-produk tersebut dapat disimpan hingga berbulan-bulan, membuka peluang ekspor dan ekspansi pasar ke luar daerah.
UPPKA Rizky Lancar, yang menjadi peserta utama dalam pelatihan ini, memiliki keunggulan dalam produk olahan jamur, terutama jamur tiram. Produk olahan jamur ini, seperti sate jamur dan bakso jamur, telah menjadi produk andalan yang diminati oleh masyarakat sekitar. Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk tersebut dengan memperpanjang masa simpan tanpa mengorbankan kualitas.
Ketua RW 04 Kelurahan Pongangan, Bapak Tulus Mulyadi, dalam sambutannya, mengapresiasi inisiatif ini. Beliau menekankan pentingnya pelatihan seperti ini dalam mendukung pemberdayaan masyarakat, terutama bagi pelaku usaha mikro. "Dengan adanya pelatihan ini, warga kami memiliki kesempatan untuk memajukan produk olahan lokal dengan kualitas yang lebih baik dan daya saing yang lebih tinggi. Ini tidak hanya bermanfaat bagi pelaku usaha, tapi juga bagi perekonomian lokal secara keseluruhan," ujar Bapak Tulus.
Salah satu peserta, Ibu Laelatu Rohmah, yang aktif dalam usaha olahan jamur, memberikan testimoni positif terkait pelatihan ini. "Teknologi mesin retort ini sangat membantu kami. Sebelumnya, kami sering kesulitan dalam menjual produk karena terbatasnya masa simpan. Dengan teknologi ini, kami bisa menyimpan produk lebih lama dan bahkan menjualnya ke luar daerah. Ini sangat membantu dalam meningkatkan kapasitas usaha kami," ungkap Ibu Laelatu penuh antusiasme.
Untuk memastikan pelatihan ini tidak berhenti pada teori semata, program keberlanjutan pun telah dirancang oleh tim PKM Unisbank Semarang. Salah satu program lanjutan adalah pendampingan intensif bagi para pelaku usaha dalam penggunaan mesin retort secara berkala. Pendampingan ini mencakup evaluasi kualitas produk, pengembangan kemasan, serta pengetahuan pemasaran agar produk-produk olahan dapat diterima oleh pasar yang lebih luas.
Selain itu, direncanakan adanya workshop lanjutan mengenai diversifikasi produk olahan jamur. Para pelaku usaha diajak untuk berinovasi menciptakan produk-produk baru berbasis jamur yang bernilai jual tinggi dan ramah lingkungan, seiring dengan permintaan pasar yang semakin besar terhadap produk-produk yang alami dan sehat.