Sebelum melaju ke kantor, sejenak saya ke warung bersama obit –nama motor saya-- untuk membeli air isi ulang. Maklum, dirumah belum ada tempat air yang berteknologi tinggi.
Ketika galon saya berikan kepada penjual, ketika itu pula saya melihat suatu produk yang murah meriah yang tertempel di dinding. Bermodal Rp 500 saja, sudah bisa berpulang mendapatkan hadiah ponsel. Ya, itulah produk yang saya namakan “Cabut-cabut”. Suatu produk kesukaan saya ketika masih kanak-kanak.
[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Banyaknya undian - dok pribadi"][/caption]
Iseng saja, saya membeli empat nomor.. “Barangkali bisa menang dan bawah pulang itu hape,” kata saya di dalam hati. Sambil menunggu air pesanan terisi penuh, daripada penasaran, saya buka saja nomor itu. Semuanya.
Nah, dari keempat nomor misterius itu, ada dua nomor yang sama. Yakni angka 79. Apa maksudnya? “Maaf ya, kamu tidak dapat apa-apa, karena semua nomor itu angkanya ganjil. Kalau genap, baru dapat,” kata penjualnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Angka ganjil - dok pribadi"]
Kaget? Nggak dong. Saya tak terlalu serius menanggapi hal tersebut, karena dari awal saya hanya iseng. Meskipun, peluang untuk menang ya tetap ada. Nah, yang jadi permasalahannya adalah, dari berbagai hadiah menarik itu, terdapat hadiah berupa rokok. Bahkan, semua hadiah tersebut dipenuhi barang yang covernya menggunakan gambar yang ngeri itu.
[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Berhadiah rokok - dok pribadi"]
[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Berhadiah rokok - dok pribadi"]
Bagi saya, sebagian besar pembeli produk tersebut adalah anak-anak. Mengapa? Biasanya, hadiah cabut-cabut itu unik-unik. Anak-anak sangat suka hal tersebut –seperti saya dulu. Namun, kali ini sangatlah berbeda. Permainan itu difungsikan buat orang dewasa juga. Apakah anak-anak mau membeli? Entahlah.
Masih tentang rokok. Kamis malam (30/10), saya pergi ke pasar malam. Suatu daerah yang terletak di L3, Tenggarong Seberang. Disana, ada permainan bernama lempar gelang, berhadiah rokok. Sangatlah beruntung bila bisa memasukkan gelang ke produk kotak itu.
[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Permaianan lembar gelang - dok pribadi"]
Namun, dari pelempar gelang berhadiah rokok yang saya lihat, kebanyakan dari mereka adalah remaja yang masih berstatus sekolah. Malah, yang dewasa bergabung bersama anak-anak untuk melempar gelang berhadiah botol minuman.
Beginikah cara distributor rokok mensyiarkan produk mereka dengan mengambil alih permainan anak-anak? Entahlah, ini hanya opini saya.
Jumardi Salam
Samarinda, 31 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H