Mohon tunggu...
Mardi Rasang
Mardi Rasang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi nulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pulang

9 Juni 2024   17:25 Diperbarui: 9 Juni 2024   17:41 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pulang.

Jejak milik tuan dan puan.
Tuan melangkah tak terbatas.
Berita datang hari ini terbata-bata.
Waktu memberi isyarat.

Esok tak kunjung pulih.
Perlahan gelisah menikam hati.
Beranjak tuan melangkah tertati-tati.

Puan.
bercahaya, terpesona di ujung timur.
Sekilas kata tak patah, bertatap lembut.
Aroma angin awal juni merambat pikiran.

Terbata-bata tuan melangkah ke arah Tujuan.
Terlihat barista berdiri menatap secangkir kopi.
Meja kotak menampung derita tuan.
Ke'esokan hari mata menatap langit.
Seperti apa tuan merindu?

Jalan pulang masih terlihat rumit.
Di awal juni masih seperti awal tahun.
Kata tak kunjung musnah dalam pikiran.

Esok hari masih memiliki waktu.
Berdiri bersandar pada tiang dengan tatapan kosong.
Mengingat jejak langkah yang di tinggalkan.
Hari ini, esok, lusa atau kapan pun itu, kita akan bersandar pada pulau kecil di ujung timur.

Tuan dan puan masih berselisih antara rumah atau Tuhan yang akan ditemui.
Kelak jalan pulang tidak selalu saja menuju ke rumah,  melainkan kembali kepada Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun