Mohon tunggu...
Mardin kadir
Mardin kadir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Adm Negara di Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Rabbi zidni ilman warzugni fahman

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna Nama Kebijakan di Era Disrupsi, Menyentuh Hati atau Menyakiti Hati Rakyat?

27 Mei 2020   01:27 Diperbarui: 28 Mei 2020   01:32 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

New Normal di bidang pekerjaan telah lahir semenjak awal abad ke-19 dimana mulai saat itu Manusia hanya jadi satu faktor saja dari seluruh proses aktifitas. Filem klasik Charles Chaplin The Time Machine adalah renungan atas kondisi tersebut.

New normal pendidikan sendiri lahir semenjak adanya transformasi komunikasi karena berkembangnya ilmu pengetahuan. Dimana komunikasi didunia pendidikan bertransformasi 2 tahap dari komunikasi lisan kemudian bertransformasi ke komunikasi tulisan. Komunikasi tulisan bertransformasi ke komunikasi elektronika.

Di era komunikasi elektronika saat ini menjadikan pola hubungan pun berubah, dimana alat-alat audio-visual menjadi penting. Orang-orang bisa menjadi sufi tampa harus berguru ke lembaga-lembaga konvensional seperti sekolah,kampus, dan pesantren saja, tetapi sudah dapat di lakukan dengan berguru disumber anonim seperti radio, televisi, dan internet (baca: kuntowijoyo;2001).

Maka dari itu new normal seharusnya bukan di maknai dengan hidup berdampinganya kita dengan Pandemi, tetapi hidup berdampinganya Imtak (Iman dan Takwa) dengan Iptek (Ilmu pengetahuan dan teknologi) dalam keseharian kita.

*Penulis Mardin Kadir ( Mahasiswa Fisip Prodi Adm. Negara Universitas Dayanu Ikhsanuddun).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun