Mohon tunggu...
Mardila
Mardila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dalam proses belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mental Illness di Kalangan Gen Z: Sebuah Tantangan di Era Digital

1 Januari 2025   13:08 Diperbarui: 1 Januari 2025   13:15 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Mental illness di kalangan Generasi Z (Gen Z), yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun kesehatan mental telah mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam beberapa dekade terakhir, masalah ini tampaknya semakin mengemuka di kalangan Gen Z, sebuah generasi yang tumbuh di tengah perkembangan teknologi dan budaya digital yang sangat pesat. Fenomena ini mengundang berbagai pertanyaan, mulai dari penyebabnya hingga dampaknya terhadap kehidupan mereka.

Teknologi dan Media Sosial: Pedang Bermata Dua

Salah satu faktor utama yang memengaruhi kesehatan mental Gen Z adalah kehadiran teknologi dan media sosial yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari mereka. Di satu sisi, media sosial memberikan ruang untuk berhubungan dengan teman, berbagi pengalaman, dan mengakses informasi yang dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dengan dunia. Namun, di sisi lain, eksposur terus-menerus terhadap konten yang terkadang tidak realistis dapat memberikan tekanan besar pada mereka. Studi menunjukkan bahwa perbandingan sosial yang didorong oleh media sosial dapat meningkatkan kecemasan, depresi, dan rasa tidak puas terhadap diri sendiri.         

Menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association, Gen Z lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi dibandingkan generasi sebelumnya, dan faktor utama yang sering dikaitkan dengan masalah ini adalah tekanan dari media sosial. Gen Z cenderung merasa perlu untuk selalu tampil sempurna di depan kamera, menciptakan citra diri yang ideal dan terkadang tidak mencerminkan kenyataan. Dampaknya, mereka sering kali merasa terisolasi, cemas, atau tidak cukup baik, meskipun kenyataannya banyak dari mereka sedang berjuang dengan masalah yang sama.

Pandemi COVID-19: Pemicu yang Memperburuk Kondisi

Pandemi COVID-19 menjadi sebuah krisis besar yang tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental banyak orang, termasuk Gen Z. Pembatasan sosial, isolasi diri, ketidakpastian ekonomi, dan ketidakmampuan untuk bertemu teman-teman atau keluarga membuat banyak individu muda merasa kesepian dan tertekan. Beberapa studi menunjukkan bahwa selama pandemi, tingkat kecemasan dan depresi di kalangan Gen Z meningkat tajam. Gen Z yang terbiasa hidup dalam dunia yang serba cepat, penuh interaksi sosial, dan konektivitas, tiba-tiba harus beradaptasi dengan kehidupan yang lebih terbatas dan kurang dapat diprediksi.

Isolasi sosial yang berkepanjangan serta ketidakpastian masa depan menciptakan stres yang luar biasa. Untuk banyak orang muda, pandemi meruntuhkan harapan mereka tentang masa depan dan memberikan dampak psikologis yang berlarut-larut. Banyak yang merasa tidak memiliki kontrol atas hidup mereka, yang semakin memperburuk rasa cemas dan tidak puas dengan keadaan.

Peningkatan Kesadaran dan Dukungan

Namun, ada sisi positif yang muncul dari kesulitan ini: Gen Z juga menjadi generasi yang paling terbuka dalam berbicara tentang kesehatan mental. Mereka lebih cenderung untuk mencari bantuan dan mendiskusikan masalah psikologis yang mereka hadapi dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Semakin banyak individu dari Gen Z yang aktif berbagi pengalaman mereka tentang kecemasan, depresi, atau masalah mental lainnya, baik melalui media sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan ini telah membantu mengurangi stigma seputar kesehatan mental dan mendorong lebih banyak orang untuk mencari pengobatan atau dukungan.

Selain itu, teknologi juga memainkan peran dalam mendukung kesehatan mental Gen Z. Berbagai aplikasi yang menawarkan layanan konseling online, meditasi, serta pelacakan suasana hati semakin populer di kalangan generasi muda. Meskipun demikian, meskipun ada banyak kemajuan dalam akses terhadap sumber daya ini, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal mengatasi stigma dan akses yang tidak merata.

Menangani Tantangan Mental Illness di Kalangan Gen Z

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun