Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri melainkan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk berinteraksi manusia membutuhkan simbol atau lambang yang disebut dengan bahasa, yang kemudian digunakan untuk berkomunikasi dan sebagai identitas kelompok. Bahasa dan budaya dalam kehidupan manusia merupakan hal yang sangat penting. Karena bahasa dan budaya saling berhubungan dan tidak dapat dipishakan.
Komunikasi antar budaya dapat terjadi dalam sebuah lingkup yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kebudayaan atau ciri khas berbeda. Kebudayaan yang berbeda tadi, bisa berbentuk ras, etnik, sosial ekonomi, dan lain-lain. Komunikasi antar budaya ini dapat berfungsi untuk membedakan diri dari kelompok lain. Munculnya suatu budaya selalu didukung oleh banyak bahasa. Di Kabupaten Brebes terdapat perbedaan suku sekaligus bahasa, yaitu sebagian masyarakatnya ada yang berasal dari suku Sunda dan sebagian lagi ada yang berasal dari suku Jawa.
Hal tersebut disebabkan karena kabupaten Brebes terletak di bagian utara paling barat provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan wilayah provinsi Jawa Barat. Masyarakat di kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa Ngapak. Namun, terdapat kenyataan pula bahwa sebagian penduduk kabupaten Brebes ada yang berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda, selain itu banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda. Daerah yang menggunakan bahasa Sunda tersebut meliputi tujuh kecamatan yaitu Salem, Bantarkawung, Banjarharjo, Kersana, Losari, Ketanggungan, dan Larangan.
Menurut sejarawan sekaligus Kabid Kebudayaan Dinas dan Pariwisata Brebes, Wijanarto  mengatakan bahwa penggunaan bahasa Sunda di tujuh kecamatan itu, adalah salah satu bukti adanya pengaruh budaya Sunda di Jawa Tengah, yakni Brebes. Selanjutnya untuk penggunaan bahasa Jawa di daerah Brebes berbeda dengan bahasa Jawa di Solo dan Yogyakarta. Bahasa Jawa di Brebes adalah bahasa Jawa Ngapak, yaitu bahasa Jawa yang pelafalannya terdapat penekanan pada konsonan "b, d, g, k" yang mana dibaca secara jelas, berbeda dengan bahasa Jawa yang digunakan di Solo ataupun Yogyakarta.
Sebagai orang yang tinggal di daerah yang menggunakan dua bahasa di kehidupan sehari-hari yakni Sunda dan Jawa (ngapak), sangat terasa sekali perbedaan dalam berkomunikasi ketika saya merantau ke Solo. Sebelum berangkat ke Solo, Ibu pernah bilang jika bahasa Jawa di Solo berbeda dengan bahasa Jawa di Brebes. Masyarakat di Solo ketika berbicara lebih halus dan lemah lembut. Selain itu, bahasa Jawa yang digunakan juga Jawa Ngoko (alus, lugu). Ketika saya dan teman-teman dari Brebes berbicara menggunakan bahasa Jawa Ngapak, kami di tertawakan oleh orang Solo karena bahasa Ngapak menurut mereka terdengar lucu dan ketika berbicara sangat cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H