Mohon tunggu...
Mardiana Lestari
Mardiana Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

43221010103 - Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - S1 Akuntansi Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuis 1 - Mengenal Sedulur Papat Limo Pancer Kearifan Lokal Indonesia

25 Oktober 2022   00:15 Diperbarui: 26 Oktober 2022   15:39 3467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sedulur Papat Limo Pancer) 

Dosen pangampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

NIM : 43221010103

Nama : Mardiana Lestari

Kampus : Universitas Mercu Buana

Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beraneka ragam, artinya masyarakat yang mempunyai bagian lebih kehidupan sosial yang lebih beragam. Menurut Budiono Herusatoto (2012:1-2) dalam kehidupan masyarakat didunia memiliki tataran budayanya masing-masing, jadi setiap bangsa memiliki adat istiadat yaitu tatanan kehidupannya masing-masing. Adat istiadat suatu suku bangsa satu berbeda dengan suku bangsa yang lainnya. Adat istiadat sudah lama diadakan oleh masyarakat karena biasa disebut dengan tradisi. Budaya jawa berkembang sangat baik karena terinspirasi dari budaya lain yang tumbuh dan memperkaya budaya Indonesia Tradisi yang sudah diwariskan oleh para leluhur wajib dijaga kelestariannya. Karena tradisi Jawa memiliki banyak manfaat yang baik untuk masyarakat yang melaksanakan tradisi tersebut.

Sedangkan masyarakat Jawa adalah masyarakat yang kaya dengan ritualnya. Karena tradisi di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari agama dan ritual. Maka dalam agama jawa yang masih hidup hingga saat ini yaitu ada kepercayaan bahwa orang bisa mencapai laku batin dan kegiatan memasrahkan diri kepada tuhan Yang maha esa. Oleh karena itu sampai saat ini masih banyak masyarakat jawa yang mengisi kehidupannya dengan melakukan ritual dan upacara adat. Akan tetapi tata cara upacara untuk di setiap daerahnya memiliki ritual yang berbeda-beda, maka dalam setiap upacara memiliki arti yang berbeda dalam setiap ritualnya. Seperti melestarikan dan menghormati tradisi leluhur yaitu “Sedulur Papat Limo Pancer”. 

Apa itu Sedulur Papat Limo Pancer ?

Sumber : Pribadi

Sedulur papat limo pancer adalah sedulur papat yang diartikan sebagai empat bersaudara, sedangkan limo pancer merupakan jabang bayi, jadi sedulur papat limo pancer adalah bagian dari diri manusia yang menemani manusia sejak dari dalam kandungan sampai lahir ke dunia.

Kenapa disebut sebagai Sedulur Papat Limo Pancer ?

Dalam falsafah sedulur papat limo pancer, hal ini termasuk dalam falsafah jawa kuno yang mengandung makna spiritual. Dalam falsafah tersebut membahas tentang kelahiran seorang manusia (Jabang bayi) yang tidak lepas dari 4 sedulur atau saudara yang tak kasat mata, yang akan mendampingi kehidupan seseorang sejak lahir sampai ia mati. Empat saudaranya itu terdiri dari :

1. Watman : Rasa takut atau khawatir dari seorang ibu pada saat melahirkan anaknya. Karena ibu harus berjuang antara hidup dan mati dalam proses kelahirannya. Watman merupakan saudara tertua yang menunjukkan betapa utamanya sikap untuk menaruh hormat dan sujud pada orang tua terutama ibu. Kasih sayang dan doa ibu merupakan kekuatan yang akan mendampingi perjalanan hidup sang anak.

 2. Wahman atau kakang kawah : Kawah atau air ketuban. Air ketuban ini fungsinya untuk menjaga agar janin yang ada di dalam kandungan tetap aman dari goncangan. Sehingga ketika proses kelahiran terjadi air ketuban akan pecah dan menyatu dengan alam. Akan tetapi secara kasat mata ia tetap ada sebagai saudara penjaga dan pelindung.

3. Rahman atau getih : Darah persalinan, darah adalah gambaran kehidupan atau nyawa dan semangat. Darah persalinan akan menyatu dengan alam namun secara kasat mata ia tetap ada sebagai saudara yang memberi semangat dalam perjuangan kehidupan, karena darah juga merupakan gambaran kesehatan jasmani dalam kehidupan.

4. Ariman atau adhi ari-ari : Ari-ari atau plasenta. Ari-ari atau plasenta berfungsi sebagai saluran makanan atau nutrisi untuk janin pada saat masih di dalam kandungan. Ariman  merupakan saudara tak kasat mata yang menolong seseorang untuk dapat mencari nafkah dan memelihara kehidupannya.

Untuk yang kelimanya adalah pancer (Pusat) yaitu jabang bayi sendiri. Ketika jabang bayi lahir, tumbuh dan dewasa. Maka ia tidak lagi sendirian, keempat saudaranya yaitu watman, wahman, Rahman dan airman akan senantiasa menemani secara kasat mata. Empat saudara tersebut merupakan saudara penolong dalam menjalani kehidupan sampai seseorang kembali kepada sang pencipta. Lahir sebagai harmonisasi dengan saudara-saudaranya yang tak kasat mata. Jika seseorang menyadari bahwa selama dalam kandungan saudara empatnya selalu menjaga dirinya maka tidak akan berperilaku yang bermacam-macam. Tidak akan melanggar etika kehidupan dan kesusilaan,oleh karena itu pendidikan akan lebih terarahkan untuk menciptakan manusia yang menjaga lingkungan hidupnya. Karena dengan sikap hidup yang positif atau terarahkan kita akan menjadi manusai yang selalu hati-hati   Pancer juga sering disamakan dengan jiwa atau nurani yang telah menyatu dalam diri kita. Posisi pancer ini berada di tengah yang di apit oleh empat saudaranya sehingga dari situlah muncul istilah yang disebut “Sedulur papat limo pancer.”

Apapun yang dilakukan manusia atau pancer, roh sedulur papat ini akan memberikan peringatan kepada kita untuk menjauhkan manusia dari kesulitan dan bencana. Maka ketika manusia melakukan suatu perbuatan yang tidak baik atau yang membuat kita menjadi kesulitan. Saudara papatnya akan memberikan peringatan yang membimbingnya untuk selalu berbuat baik serta menjauhkan manusia dari perbuatan yang mengarah pada kesulitan dan bencana. Oleh karena itu dalam hal ini masyarakat jawa masih memandang keberadaan para sedulur papat sebagai pembimbing yang selalu mengarahkan perilaku dan perbuatan pada manusia agar manusia selalu berbuat baik dan terhindar dari kesulitan atau bencana.

Maka ketika manusia melakukan suatu perbuatan yang tidak baik atau yang membuat kita menjadi kesulitan. Saudara papatnya akan memberikan peringatan yang membimbingnya untuk selalu berbuat baik serta menjauhkan manusia dari perbuatan yang mengarah pada kesulitan dan bencana. Oleh karena itu dalam hal ini masyarakat jawa masih memandang keberadaan para sedulur papat sebagai pembimbing yang selalu mengarahkan perilaku dan perbuatan pada manusia agar manusia selalu berbuat baik dan terhindar dari kesulitan atau bencana. Pada intinya, sedulur papat limo pancer adalah segala nafsu-nafsu yang meliputinya. Karena pengendalian terhadap sedulur papat limo pancer pada manusia ibarat mengendalikan mesin. Mesin akan bermanfaat jika manusia mengendalikan dirinya dengan pandai. Sebaliknya jika manusia tidak paham dengan mesin maka diri manusia akan dikendalikan oleh mesin itu sendiri.

Letak papat pancer limo dalam diri manusia menurut sunarto (2012:39) yaitu Kawah : berwarna putih dan terletak di sebelah ditimur, Getih : berwarna merah dan terletak di sebelah selatan, Puser : berwarna hitam dan terletak di sebelah barat, ari-ari berwarna kuning dan terletak di sebelah utara. Sedulur papat juga menggambarkan elemen dasar dalam diri manusia yaitu cipta, rasa, karya dan harapan. Dalam unsur ini  (1) Cipta dapat diartikan sebagai pikiran atau sumber dari segala logika ide, imajinasi, kreativitas dan ambisi. (2) Rasa dapat diartikan emosi atas peristiwa dan pengalaman hidup. (3) Karya dapat diartikan sebagai proses berpikir dalam diri individu yang menghasilkan wujud konkrit sehingga dapat dikenali dan akan berdampak bagi lingkungan sekitarnya. (4) Harapan atau Karsa dapat diartikan sebagai sebagai niat yang berupa motivasi dalam diri sendiri untuk melaksanakan rencananya.

Sedulur papat limo pancer ini juga dikaitkan dengan tokoh-tokoh pewayangan yaitu Semar yang dijadikan sebagai simbol dari pikiran, gagasan yang jernih atau cipta, Gareng yang memiliki ciri bermata juling dan berkaki pincang, Petruk adalah simbol dari harapan atau karsa yang digambarkan dalam kedua tangannya menunjuk untuk memilih apa yang diharapkan, Bagong adalah simbol dari karya karena dari tangan bagong yang besar mengisyaratkan bahwa kehidupan ini hanya cipta, rasa, karsa dan tidak dilakukan tindakan karya, oleh karena itu bagong merupakan simbol karya hasil eksekusi dari ketiga simbol lainnya. 

Dalam sedulur papat limo pancer ada empat nafsu yang dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Amarah, Jika manusia hanya mengutamakan nafsu amarah, tentu ia akan selalu merasa ingin menang sendiri dan bertengkar sehingga sampai akhrinya kehilangan kesabaran.

2. Keindahan, pada umumnya manusia senang dengan hal-hal yang bersifat keindahan.

3. Keserakahan, pada dasarnya manusia memiliki rasa serakah. Apabila nafsu tersebut tidak dikendalikan, maka manusia selalu ingin hidup berkelimpahan atau makmur.

4. Keutamaan, walaupun nafsu merupakan keutamaan akan tetapi jika melebihi batas tentu saja tetap tidak baik. Seperti memberi uang kepada orang yang kekuarangan itu sangat baik, namun bila memberikan semua uangnya sehingga ia sendiri menjadi kekurangan itu bukan hal yang baik.

Untuk berkomunikasi dengan empat saudara tersebut cukup dengan kebatinan jawa menggunakan ritual khusus atau tata cara tradisi untuk bisa menghantarakan seseorang berkomunikasi dengan sedulurnya atau saudaranya. Akan tetapi tidak semua masyarakat jawa melakukan tata cara tradisi untuk melakukan mediasi dengan sedulur papat limo pancer. Biasanya juga cara mereka berkomunikasi dengan kita yaitu dengan memberikan mimpin atau rasa serta firasat tentang sesuatu yang akan terjadi atau kata hati yang mengalir pada pikiran kita. Karena rasa dan firasat seringkali muncul berupa perlambang rasa. Seringkali rasa dan firasat dianggap bayang-bayang/tahayul atau klenik, karena kita harus bisa membedakan sesuatu rasa yang sedang kita rasakan apakah rasa tersebut rasa yang biasa saja atau rasa yang merupakan suatu tanda tentang kejadian yang akan terjadi. Oleh karena itu kita sebagai manusia harus belajar untuk peka terhadap bisikan-bisikan atau tanda-tanda pada nurani dan firasat kita. Jangan pernah mengabaikan bisikan hati dan firasat pada pikiran kita. Akan tetapi jangan juga melebih-lebihkan.

(Lokasi Sedulur Papat Limo Pancer)
(Lokasi Sedulur Papat Limo Pancer)

Sumber : Pribadi

Lokasi Sedulur papat limo pancer ini berada seperti arah mata angin, sedulur papat limo pancer ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan hati nurani setiap orang dan mereka selalu berada pada sekitar kita. Empat sedulur yang tak kasat mata terletak pada empat penjuru arah mata angin yaitu Sedulur yang ada di sebelah barat (Sinotobrata) ditandai dengan warna kuning, sedulur yang ada di sebelah utara (Warudijaya) ditandai dengan warna hitam, sedulur yang ada di sebelah selatan (Purbangkara) ditandai dengan warna merah , dan sedulur yang ada di sebelah  timur (Tirtanata) ditandai dengan warna putih orang jawa percaya bahwa pada arah timur merupakan awal permulaan pada aktivitas dunia. Dalam sedulur papat limo pancer masyarakat jawa juga menggunakan hari seperti legi, pahing, pon, kliwon dan wage dengan menghubungkan pada arah mata angin. Legi dihubungkan dengan posisi arah timur. Pahing dihubungkan dengan posisi arah selatan, pon dihubungkan dengan posisi arah barat, kliwon dihubungkan dengan posisi arah tengah dan wage dihubungnkan dengan posisi arah utara. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa posisi timur merupakan posisi tertua dan kemudian kliwon merupakan posisi tengah atau sentral. Yang dimana posisi kliwon ini merupakan posisi tertinggi seperti jabang bayi yang ada di posisi pancer.

(Macam-macam Sesajen Saat Prosesi Tradisi Sedulur  Papat Limo Pancer)
(Macam-macam Sesajen Saat Prosesi Tradisi Sedulur  Papat Limo Pancer)

Sumber : Pribadi                                                                         

 

Bagaimana Prosesi Tradisi Sedulur Papat Limo Pancer ?

1. Ngapit Neptu, pelaksanaan upacara tradisi ini harus kelahiran orang yang didoakan. Seperti orang yang lahir pada hari selasa kliwon berarti tradisi tersebut dilakukan antara senin wage, selasa kliwon atau rabu legi atau dimana hari kelahiran orang tersebut ditempatkan.

2. Menyiapkan Sesajen, Jenang putih yang diletakkan sebelah timur, jenang abang atau merah yang diletakkan sebelah selatan, jenang kuning yang diletakkan di sebelah barat, jenang ireng atau hitam yang diletakkan di sebelah utara, sekul bucu rumpuk yang diletakkan di tengah-tengah, jenang bonang-baning diletakkan diantara sekul bucu rumpuk dan jenang kuning, welat kunir diletakkan di atas sekul bucu rumpuk dan bunga diletakkan diantara jenang ireng dan jenang putih.

3. Mendoakan Sesajen dengan menghadap ke arah timur karena manusia lahir menghadap arah timur.

4. Memakan Sekul Bucu Rumpuk yang berlambangkan agar hidup selamat tanpa gangguan didunia.

5. Mengubur Sesajen, Jenang putih diletakkan disebelah timur rumah, jenang abang atau merah diletakkan disebelah selatan rumah, jenang kuning diletakkan disebelah barat rumah dan jenang ireng atau hitam diletakkan di sebelah utara rumah. Arti dari sesajen yang dikubur ini adalah untuk mengembalikan manusia pada asalnya yaitu tanah.

Pemberian sesajen juga biasanya disertai dengan puasa weton sedulur papat limo pancer.

Makna simbol sesajen dalam tradisi sedulur papat limo pancar yaitu :

1. Jenang putih, Menurut Imam Baehaqie (2014:184) jenang itu sama dengan jenengake yang melambangkan saudara tua dari bapak atau ibu. Jenang putih ini melambangkan bapak dan dimaksudkan untuk menghormati saudara yang berada di arah timur atau air (Kakang kawah)

2. Jenang abang atau merah, Imam Baehaqie (2014:184) jenang abang melambangkan ibu darah menstruasi dan untuk menghormati sedulur yang berada di arah selatan atau api (Getih).

3. Jenang kuning, Menurut Imam Baehaqie (2014:184) jenang kuning dibuat dari beras yang ditambah sedikit garam dan kunyit agar warnanya kuning. Jenang kuning melambangkan sedulur yang berada di arah barat atau angin (Adhi ari-ari). 

4. Jenang ireng atau hitam, Menurut Cipto Tukiman (31 Agustus 2020) jenang ireng atau hitam dibuat dari beras yang ditambahkan sedikit garam dan dicampur dengan arang maka warnanya menjadi hitam. Jenang ireng atau hitam melambangkan untuk menghormati sedulur yang berada di arah utara atau bumi (Puser). Pendapat ini sama dengan Imam Baehaqie (2014:184)

5. Jenang bonang-baning, menurut Yahmo (6 Oktober 2020) yaitu air yang dicampurkan dengan kapas pohon randu karena menggunakan kapas pohon randu bisa mengambang sehingga jenang bonang-baning melambangkan untuk menghormati kakang kawah adhi ari-ari atau airman. Menurut orang jawa kakang kawah adhi ari-ari atau airman  adalah sedulur gaib bayi.

6. Sekul bucu rumpuk, Menurut Cipto Tukiman (31 Agustus 2020) sekul becu rumpuk berasal dari kata bucu atau sudut dan rumpuk adalah tumpukan yang dibuat dengan nasi yang dibentuk menjadi kerucut dan diberikan kuluban atau dedaunan yang dibumbui dengan kelapa parut dan diberi telur ayam rebus. Nasi berbentuk kerucut melambangkan gunung dan kuluban melambangkan tumbuhan yang menjadi pagar gunung dan telur melambangkan dunia dengan seisinya yang memiliki makna keselamatan. Maka dari hal itulah manusia harus bersyukur dan memaksimalkan apa yang ada di dunia.

7. Welat kunir, Menurut yahmo (6 Oktober 2020) welat kunir melambangkan alat yang digunakan pada saat bayi lahir. Welat berarti bambu yang digunakan untuk mengiris pusar bayi dan kunir atau kunyit digunakan untuk alas pusar pada saat ingin diiris atau dipotong. Kunir merupakan antibiotik untuk mengobati pusar yang telah diiris atau dipotong.

8. Sekar atau bunga, Menurut yahmo (6 Oktober 2020) sekar adalah gonda rasaining wonten alam donya yang melambangkan neptu atau orang yang didoakan. Setiap orang itu berbeda, Sehingga sekar atau bunga yang digunakan juga berbeda. Antara lainnya adalah :

- Neptu Pahing, untuk bunganya berwarna merah

- Neptu Pon, untuk bunganya berwarna kuning

- Neptu Wage, untuk bunganya berwarna ireng atau hitam.

- Neptu Kliwon, untuk bunganya berwarna warna-warni

- Neptu Legi, untuk bunganya berwarna putih.

Citasi : 

  • Abimanyu, P. (2021). Ilmu Mistik Kejawen . Depok: Noktah. Diakses 23 Oktober 2022
  • Budiarta, I. W. (2020). Laka Urip Kasampurna Jati. Bali: Nilacakra. Diakses 23 Oktober 2022
  • Budiharso, T. (2014, Juli ). SIMBOL LITERAL DAN KONTEKSTUAL. p. 14. Diakses 23 Oktober 2022
  • Dr. Afiful Ikhwan, M. (2019, November 24). Falsafah Sedulur Papat Kalima Pancer. Retrieved from http://pasca.umpo.ac.id/blog/1009/. Diakses 23 Oktober 2022
  • Duhri, M. R. (2022, September 16). Sedulur Papat Limo Pancer dan Jejak Tien Soeharto di Stadion Manahan. Diakses 23 Oktober 2022
  • Wiahartono. (2012, November 25). SEDULUR PAPAT LIMA PANCER. Diakses 23 Oktober 2022
  • Imam Baehaqie. (2014). Jenang Mancawarna Sebagai Simbol Multikulturalisme Masyarakat Jawa. Jurnal Komunitas. 6(1) : 184. Diakses 23 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun