Anak diminta memahami setiap pola anak panah sesuai dengan arahnya. Ada anak panah ke atas berarti menunjukkan untuk naik ke atas, anak panah bawah, berarti menunjukkan untuk turun ke bawah, abak panah kanan, berarti untuk bergeser ke kanan dan anak panah kiri berarti menunjukkan untuk bergeser ke kiri dengan cara menuliskan anaka panah dalam setip kotak kosong sesuai dengan arah/jalan yang lebih cepat dan tepat.
Memahami pola jumlah kotak kosong dan jumlah anak panah yang sesuai dengan penunjuk arah. Mengerjakan happy loop dan happy map yang belum diedit menggunaan gambar lain.
Mencari arah gambar anak perempuan yang ingin menemukan pakaian pesta. Selanjutnya gambar keranjang kumpulan pakaian kotor yang harus dicuci menggunakan mesin cuci. Terakhir, baju yang sudah dilipat rapi disimpan ke dalam lemari biru.Â
Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat saya simpulkah bahwa anak sangat tertarik dalam memahami pola arah anak panah, pola happy loop dan happy maps yang diselesaikan. Namun beberapa dari mereka memerlukan penjelasan ulang dari guru bagaimana cara menyelesaikan pengisian pola tersebut. Manfaat dari kegiatan belajar berpikir komputasional adalah meningkatkan kemampuan anak berpikir kritis dari menganalisi informasi, mencari solusi, dan mengambil keputusan sebagai solusi. Pengembangan kreativitas anak melalui beragam kegiatan memilih pakaian, cara merawat pakaian, mengurutkan pakaian sesuai warna dan ukuran, dan mencari pola happy maps dan happy loop.
- /dok. pri
Kegiatan pembelajaran berpikir komputasional dengan tema pakaian ini dapat dilaksanakan secara terintegrasi dalam berbagai kegiatan. Semua pihak terlibat dalam proses pembelajaran ini, yakni peserta didik yang merupakan object langsung, guru, dan kepala sekolah yang memilki peran penting dalam keberhasilan pembelajaran. Guru sebagai fasilitator, anak-anak sebagai peserta yang aktif dan kepala sekolah sebagai pendukung.
Pembelajaran berpikir komputasional dengan tema pakaian di TK PGRI Wadasa merupakan upaya untuk memperkenalkan konsep-konsep dasar komputer kepada anak usai dini secara menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan ini, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang kreatif, kritis, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh salah satu pemateri Berpikir Komputational, Prof. Choi dari Korea National University of Education bahwa anak usia dini saat ini harus dibekali dengan kemampuan berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif serta computational thinking guna memiliki kesiapan menghadapi tantangan-tantangan di masa yang akan datang. Kita sebagai orang guru dan dewasa tidak bisa memprediksi secara pasti tentang bagaimana tantangan yang akan mereka hadapi di masa depan. Tugas kita sebagai pendidik anak usia dini adalah membekali mereka untuk memiliki keteramilan abad-21 yang terdapat dalam kurikulum Merdeka. Berpikir komputasional juga merupakan hal yang senada dengan apa yang dituangkan dalam kurikulum nasional terbaru yaitu kurikulum merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H