Mohon tunggu...
Mardiah Nur Rahmawati
Mardiah Nur Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selalu ingin belajar supaya bisa bekembang

Hobi saya menyanyi, membaca dan bercerita. Saya berkepribadian baik dan santun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Penurunan Karakter Merupakan Kegagalan Peserta Didik Menerima Pembelajaran Kurikulum Merdeka?

15 Desember 2022   23:35 Diperbarui: 16 Desember 2022   00:54 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kita memasuki era di mana gelar tidak menjamin kompetensi. Kita memasuki era di mana kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya. Kita memasuki era di mana kelulusan tidak menjamin mutu. Ini hal hal yang harus segera disadari" . (Bapak Menteri  Nadiem Makarim Anwar)


Kurikulum merdeka belajar merupakan suatu pembaharuan kurikulum yang dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang strukturnya lebih fleksibel, materi-materi yang berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter  dan kompetensi peserta didik. 

Kurikulum merdeka belajar ini dikembangkan sebagai upaya memerdekakan seorang guru dan peserta didik karena dalam proses pembelajarannya mengutamakan intrakurikuler yang beragam. Tujuan pengembangan kurikulum sendiri sebagai jawaban dari tantangan pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 dan mengatasi adanya learning loss akibat dari pandemi Covid-19.

Adanya kurikulum merdeka belajar memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia seperti:
1.Melengkapi kurikulum sebelumnya
2.Terdapat penyesuaian sesuai tuntutan jaman
3.Dapat mengembangkan bahan ajar sesuai dengan kompetensi peserta didik
4.Peserta didik menjadi lebih aktif dan mampu mengeksplorasi isu-isu aktual sebagai dampak dari adanya Project
5.Guru lebih leluasa dalam mengajar sesuai dengan Capaian Pembelajaran dan perkembangan peserta didik
6.Mengembangkan kemampuan literasi dan numerik peserta didik

Dengan demikian dampak positif yang dirasakan tidak hanya dari arah pendidik saja namun peserta didik juga mendapatkan dampaknya karena memang sistem kurikulum berfokus pada perkembangan peserta didik. Akan tetapi, Apakah dengan adanya dampak positif tersebut kurikulum merdeka belajar benar-benar telah berhasil mencapai tujuan yang sudah ditetapkan? Apakah penerapannya memang berdampak positif bagi perkembangan cara berpikir dan berekspresi peserta didik?

Berkaitan dengan penerapan kurikulum merdeka belajar, beberapa satuan pendidikan yang telah beralih ke kurikulum tersebut sangat merasakan adanya dampak positif bagi peserta didik terlebih pada kompetensi yang dimiliki. Sekarang ini peserta didik yang berada di usia paud saja sudah banyak yang mampu menggunakan bahasa inggris dengan baik meskipun belum sempurna. 

Bergerak ke tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama banyak peserta didik yang juga mampu mengikuti Olimpiade hingga tingkat internasional dibidang non-akademik yaitu sesuai bakat minat atau kompetensi yang mereka miliki. Bahkan di tingkat sekolah menengah ke atas ataupun dalam satuan sekolah menengah kejuruan banyak dari mereka yang telah mampu membuat sebuah inovasi dan mengikuti kegiatan Lomba Karya Tulis Internasional. Inovasi-inovasi yang sudah dikembangkan seperti di SMK Teknologi Balung di Jember yang mengembangkan Motor berbahan bakar Elpiji, salah satu SMK di kota Bekasi membuat Kotak penerima paket berbasis loT, dan SMA Islam Terpadu Bina Amal di Semarang menciptakan inovasi dalam alat penjernihan air.

Tentu terlihat bahwa dampak positif yang didapatkan hanya berkaitan dengan dunia pengetahuan berupa perkembangan berpikir dan berekspresi mengarah ke eksplorasi. Lalu, apakah di dalam kurikulum merdeka belajar ini perkembangan berpikir hanya berfokus pada kekreativitasan peserta didik dalam melakukan dan menciptakan sesuatu? 

Hal inilah yang menjadi perhatian, perkembangan berpikir peserta didik mengalami perkembangan namun mengapa sekarang ini malah banyak terjadi kasus pelecehan seksual, perusakan fasilitas umum, minum-minuman keras hingga penggunaan narkoba, berperilaku tidak baik dan diumbar pada sosial media. 

Apakah ini merupakan kegagalan dalam pelaksanaan dan penerapan kurikulum merdeka belajar atau kegagalan peserta didik dalam memproses, mereduksi serta menerima pembelajaran yang diberikan? Daya berpikir mereka memang mengalami peningkatan dan pola pemikiran juga sesuai dengan dunia Revolusi Industri 4.0. Akan tetapi banyak dari mereka yang mengalami kemunduran karakter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun