Desa Gunung Jati 27 Januari 2025- dalam rangka sosialisasi pelatihan menanam hidroponik, KKM 90 Atma Abhinaya berkolaborasi dengan perangkat desa dan ibu-ibu kader PKK. Sosialisasi pelatihan ini diadakan pada 27 Januari 2025 pukul 09.00 di Balai Desa. Sosialisasi ini diadakan untuk memberikan wawasan, pengalaman, dan kemampuan bercocok tanam kepada perangkat desa dan ibu-ibu kader PKK. Sosialisasi pelatihan penanaman hidroponik dilakukan karena model ini memiliki kelebihan, yaitu tidak memerlukan lahan yang luas dan kondisi tanaman mudah untuk dikontrol.
Hidroponik merupakan teknik bercocok tanam yang tidak menggunakan media tanah, tetapi  menggunakan media air serta larutan nutrisi untuk menggantikan peran tanah sebagai pembantu berkembangnya tanaman dan mencegah serangan hama. Pelatihan hidroponik ini di mulai dengan penyampaian materi dari saudari Friska Amelia dan Rani Maulida yang merupakan mahasiswa dari Jurusan Biologi UIN Malang.
Pemateri menyampaikan "jenis sayuran ini baru bisa dipindahkan ke netpot ketika sudah disemai selama kurang lebih 10 hari atau sampai daunya muncul." Â kemudian terkait model penanaman hidroponik kali ini dengan menggunakan system DFT (Deep Flow Technique). System DFT merupakan sistem hidroponik yang menggunakan air sebagai media untuk memberikan nutrisi pada tanaman. Sistem ini bekerja dengan mengalirkan larutan nutrisi secara terus menerus kedalam saluran pipa. Keuntungan menggunakan sistem DFT ini adalah membutuhkan sedikit nutrisi, memiliki sistem aerasi yang baik, mudah, tidak membutuhkan biaya yang besar, dan ideal untuk menanam sayuran.
Pada pelatihan penanaman pokcoy kali ini kita menggunakan tanaman pokcoy sebagai salah satu tanaman yang akan kita tanam. Kita menggunakan sumbu berupa kain fanel sebagai penghubung untuk mendistribusikan air dari bawah ke akar tanaman, kemudian larutan nutrisi ini diberikan sebanyak 10 ml/2 liter. Untuk menentukan pH air ini sesuai dengan takaran, kita bisa menggunakan TDS (Total Dissolved solidh) meter sebagai pengukur pH air pada saluran pipa. Sehingga ukuran pH air tidak berlebihan ataupun kekurangan, hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan tanaman pakcoy.
Kami berharap dengan adanya sosialisasi penanaman dengan cara hidroponik, ibu-ibu kader PKK dapat mengimplementasikannya sendiri. Sehingga warga sekitar bisa ikut mempraktekan penanaman  hidroponik dan dapat dijadikan sebagai alternatif berkebun yang minimalis dan terjangkau.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI