ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI) DAN KECEMASAN KEHILANGAN PEKERJAAN Â
Â
Pendahuluan
Teknologi berlari bagai kuda liar tak terkendali. Setelah ditemukan internet, yang  merupakan  infrastruktur penting bagi teknologi baru  Kecerdasan buatan atau AI untuk mengakses data. Teknologi AI atau kecerdasan buatan muncul dalam kehidupan keseharian kita. Â
AI digunakan dalam pemasaran digital untuk mengoptimalkan kampanye iklan online. AI digunakan untuk menganalisis sentimen di media sosial. AI membantu perusahaan Asisten Virtual seperti Siri, Alexa, dan Google Assistant untuk memberikan layanan yang lebih cerdas dan terhubung. AI dapat menjawab pertanyaan, mengontrol perangkat rumah pintar, dan melakukan tugas lainnya. AI digunakan untuk mengolah dan menganalisis data , mengidentifikasi tren, pola, dan wawasan yang berguna. Hal ini membuat manusia khawatir akan kehilangan pekerjaan karena digantikan oleh AI.
Artificial Intelliegence (AI) yang disebut juga dengan kecerdasan buatan adalah bidang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Ini mencakup kemampuan mesin untuk belajar dari pengalaman (machine learning), pemrosesan bahasa alami, pengenalan pola, pengambilan keputusan, dan tugas-tugas lain yang biasanya terkait dengan kemampuan kognitif manusia.
Dalam konteks AI, "kecerdasan" merujuk pada kemampuan mesin untuk memproses informasi, memahami konteks, belajar dari data, dan membuat keputusan atau tindakan yang relevan. AI bisa dibagi menjadi beberapa subbidang, yaitu :
- Machine Learning: Ini adalah subbidang AI yang fokus pada pengembangan algoritma yang memungkinkan mesin untuk belajar dari data dan meningkatkan kinerjanya seiring berjalannya waktu tanpa perlu pemrograman eksplisit.
- Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing atau NLP): Ini adalah cabang AI yang berfokus pada pemahaman, penghasilan, dan interaksi dengan bahasa manusia. NLP memungkinkan mesin untuk berkomunikasi dengan manusia dalam bahasa alami.
- Visi Komputer (Computer Vision): Visi komputer adalah tentang memberikan kemampuan kepada mesin untuk memahami dan menganalisis gambar dan video, mengidentifikasi objek, wajah, atau aktivitas manusia.
- Pengambilan Keputusan (Decision Making): AI juga dapat digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan kompleks dengan menganalisis data yang besar dan beragam untuk memberikan rekomendasi atau keputusan yang lebih baik.
- Pengenalan Suara (Speech Recognition): Ini adalah kemampuan mesin untuk mendengar dan mengidentifikasi ucapan manusia, yang sering digunakan dalam aplikasi seperti asisten virtual dan sistem transkripsi suara.
AI memiliki peran yang semakin penting dan akan terus berkembang di masa depan karena berbagai alasan yang melibatkan dampaknya pada berbagai aspek kehidupan manusia, teknologi, ekonomi, dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut beberapa alasan mengapa AI akan menjadi semakin penting di masa depan:
- Automasi dan Efisiensi: AI dapat digunakan untuk otomatisasi tugas-tugas rutin dan berulang, baik dalam konteks industri maupun pekerjaan sehari-hari. Ini dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya produksi, dan memungkinkan manusia untuk fokus pada tugas-tugas yang memerlukan kecerdasan dan kreativitas.
- Peningkatan Produktivitas: Penggunaan AI dalam bisnis dan industri dapat meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan proses bisnis, pengelolaan rantai pasokan, dan pengambilan keputusan berdasarkan data yang lebih baik.
- Perkembangan Teknologi: AI adalah pendorong utama dalam pengembangan teknologi lainnya, seperti robotika, Internet of Things (IoT), kendaraan otonom, dan komputasi kuantum. Ini akan membentuk masa depan teknologi yang lebih canggih dan terintegrasi.
- Perawatan Kesehatan yang Lebih Baik: AI dapat digunakan dalam diagnosis penyakit, perawatan medis, dan penelitian obat-obatan. Hal ini dapat meningkatkan perawatan kesehatan, memungkinkan pengobatan yang lebih akurat, dan penemuan obat yang lebih cepat.
- Pemecahan Masalah Kompleks: AI memiliki potensi untuk memecahkan masalah kompleks yang sulit atau bahkan tidak mungkin dipecahkan oleh manusia dalam bidang seperti ilmu material, iklim, dan astronomi.
- Asisten Pribadi: AI dalam bentuk asisten virtual dapat membantu individu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dari mengatur jadwal hingga memberikan rekomendasi berbelanja atau hiburan.
- Pengembangan Kendaraan Otonom: AI adalah komponen kunci dalam kendaraan otonom yang diharapkan dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas dan mengubah transportasi umum.
- Keamanan Cyber dan Pengamanan Data: AI dapat digunakan untuk mendeteksi ancaman siber dan melindungi data penting dari serangan online.
- Industri Kreatif: AI juga digunakan dalam industri kreatif seperti seni, musik, dan permainan untuk menciptakan konten baru yang inovatif.
- Menghadapi Tantangan Masa Depan: AI dapat membantu manusia dalam menghadapi tantangan besar di masa depan, seperti perubahan iklim, peningkatan populasi, dan perubahan demografi.
Kemajuan AI dan implementasinya dalam berbagai sektor dan kehidupan sehari-hari akan memberikan dampak yang signifikan di masa depan. Oleh karena itu, mengenal AI dan cara kerjanya perlu untuk tidak ditinggalkan peradaban.
Sejarah Perkembangan AI
Internet memberikan infrastruktur penting bagi AI untuk mengakses data, berkomunikasi, dan memberikan solusi cerdas kepada pengguna. Internet adalah sumber data yang sangat besar. AI menggunakan data dari internet untuk melatih model dan algoritma. Semakin banyak data yang tersedia, semakin baik kualitas dan kemampuan AI. Untuk mengakses internet, pengguna memerlukan daya listrik untuk menyediakan daya untuk perangkat seperti komputer, smartphone, router, dan modem. Jika listrik mati, maka akses ke internet biasanya akan terputus.
Teknologi internet  pendukung utama bagi AI. Dengan dukungan teknologi internet, AI memperoleh data, karena internet adalah adalah sumber data yang sangat besar. AI menggunakan data dari internet untuk melatih model dan algoritma. Semakin banyak data yang tersedia, semakin baik kualitas dan kemampuan AI.
Internet berawal dari konsep jaringan computer yang dikembangkan pada tahun 1940 di Amerika Serikat. Konsep jaringan computer ini berawal dari sebuah proyek pengembangan computer Model I di suatu laboratorium Bell dan group riset Havard University yang dipimpin oleh Prof.H.Aiken. Selanjutnya, konsep jaringan computer ini pada tahun 1969 dikembangkan oleh  ARPANet (Advance Research Program Agency Net) yang menghubungkan  tiga computer di California dan satu computer  di Utah. Â
Program ARPANet ini merupakan proyek milik DARPA (Defence Advance Research Project) yang  bekerjasama dengan Universitas di Amerika Serikat.  ARPAnet sukses dengan program ini dan menyebabkan seluruh Universitas di wilayah itu ikut bergabung. ARPAnet dipecah menjadi dua yaitu MILNET ini untuk kepentingan militer dan ARPAnet untuk kepentingan sipil. Akhirnya ARPAnet berkembang pesat dan keduanya dikenal sebagai INTERNET yang kita akses sekarang ini.
Teknologi internet  berkembang pesat.  Muncul ponsel kamera, dan jaringan selular yang membuat orang makin mudah  berkomunikasi dalam waktu dekat sekalipun jarak  jauh. Membuat vidio  dari ponsel sudah menjadi kenyataan. Tinggal ambil gambar dengan kamera ponsel lalu  diposting di berbagai platform media sosial.  Saking dashatnya perkawinan ponsel dan internet, konsep jejaring sosial makin merebak. Jejaring sosial yang dipicu oleh kamera ponsel, menjadikan space tidak berjarak.
Munculnya  AI merupakan  bagian penting dalam sejarah komputer dan ilmu pengetahuan komputer. Pada tahun 1950, Alan Turing mengembangkan program komputer yang disebut "Turbochamp" yang dirancang untuk bermain catur. Ini salah satu contoh awal dari penggunaan komputer untuk berpikir dan mengambil keputusan seperti manusia dalam konteks permainan. Penelitian awal dalam visi komputer dimulai pada tahun 1960-an. Sebagai contoh, proyek "Block World" oleh Lawrence Roberts memungkinkan komputer untuk memahami dan memanipulasi objek dalam dunia tiga dimensi.
Istilah "Artificial Intelligence" pertama kali digunakan oleh John McCarthy pada tahun 1956 ketika ia mengorganisir Konferensi Dartmouth, yang dianggap sebagai titik awal dari penelitian AI. Konferensi ini mengumpulkan para ilmuwan komputer untuk menjelajahi konsep pemrograman komputer yang bisa berpikir seperti manusia. John McCarthy juga mengembangkan bahasa pemrograman LISP (List Processing), yang menjadi bahasa pemrograman yang penting dalam penelitian AI. LISP digunakan untuk mengimplementasikan berbagai proyek AI awal. Proyek awal ini menginspirasi perkembangan AI selanjutnya.
Pada tahun 1960-an, para peneliti AI mulai menerapkan teori logika matematika dan kalkulus proposisi dalam pengembangan program AI. Ini memungkinkan komputer untuk membuat kesimpulan berdasarkan aturan logika. Penelitian dalam pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing atau NLP) dimulai pada tahun 1950-an dan 1960-an. Pada tahun 1964, program komputer bernama "SHRDLU" dikembangkan oleh Terry Winograd, yang dapat berinteraksi dalam bahasa alami.
 Pada tahun 1966, Joseph Weizenbaum menciptakan program komputer bernama "Eliza" yang dapat berfungsi sebagai psikoterapis virtual. Eliza adalah contoh awal dari penggunaan pemrosesan bahasa alami dalam AI. Pada tahun 1961, Unimate, robot industri pertama, mulai digunakan dalam industri otomatisasi. Pada tahun 1980-an, proyek kendaraan otonom pertama seperti ALV (Autonomous Land Vehicle) dan Navlab dimulai, yang melibatkan penggunaan AI untuk mengendalikan kendaraan tanpa pengemudi.
Perkembangan awal AI penuh dengan eksperimen, konsep teoritis, dan proyek-proyek yang mencoba menerapkan ide-ide itu dalam praktik. Walaupun ada kemajuan penting pada saat itu, AI masih memiliki banyak tantangan yang harus diatasi untuk mencapai kemajuan yang lebih besar dalam dekade-dekade berikutnya. Sejak itu, AI terus berkembang pesat dengan bantuan komputasi yang lebih kuat dan perkembangan dalam machine learning, deep learning, dan teknologi terkait AI.
Pemikiran Simbolik (1980-an - Awal 1990-an)
AI terus bergantung pada pemikiran simbolik dan pengetahuan manusia dalam bentuk aturan logika. Penggunaan pengetahuan eksplisit dalam sistem AI menjadi fokus.  Sistem pakar (expert systems) yang berdasarkan aturan-aturan yang diberikan oleh ahli manusia berkembang pesat. Akhir 1990-an - 2000-an Penelitian AI mulai bergeser ke arah menggunakan statistik dan pembelajaran mesin (machine learning). Ini termasuk perkembangan teknik-teknik seperti Bayesian networks dan algoritma berbasis statistik lainnya. Kemudian, machine learning, mesin-mesin yang dapat belajar dari data  menjadi menjadi pendekatan utama dalam AI.
Perkembangan AI selama beberapa dekade terakhir telah melibatkan transisi dari pendekatan pemikiran simbolik menuju pembelajaran mesin yang didasarkan pada data dan deep learning. Terobosan dalam deep learning telah menghasilkan kemajuan signifikan dalam berbagai aplikasi AI, dan teknologi AI terus berkembang dengan cepat untuk mendukung berbagai bidang industri dan penelitian.
Perkembangan utama dalam AI terjadi berkat perkembangan teknik deep learning, yang melibatkan jaringan saraf tiruan berlapis-lapis (neural networks). Tahun 2010 hingga tyerjadi revolusi deep learning. Jaringan saraf mendalam (deep neural networks) mampu memproses data yang lebih kompleks, seperti gambar, suara, dan teks, dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Perkembangan ini memungkinkan kemajuan besar dalam pengenalan wajah, pengenalan suara, mobil otonom, pemrosesan bahasa alami yang lebih baik, dan lainnya.
Dalam Kehidupan Sehari-hari kita sekarang ini AI telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita melalui asisten virtual (Siri, Alexa, Google Assistant), sistem rekomendasi (Netflix, Amazon), otomatisasi industri, perawatan kesehatan, mobil otonom, dan banyak aplikasi lainnya. AI terus berkembang dan digunakan dalam berbagai industri, termasuk perbankan, retail, manufaktur militer, kedokteran lainnya. AI adalah pendorong utama dalam pengembangan teknologi lainnya, seperti robotika, Internet of Things (IoT), kendaraan otonom, dan komputasi kuantum. Ini akan membentuk masa depan teknologi yang lebih canggih dan terintegrasi.
Isu-Etika dan Tantangan ke Depan
Perkembangan cepat dalam Kecerdasan Buatan atau AI telah memunculkan sejumlah isu etika yang perlu diperhatikan dan diatasi. Salah satu  isu  yang gencar disuarakan adalah mengenai  penggantian Pekerjaan Manusia.  Kemajuan AI dapat menggantikan pekerjaan manusia.Â
Kecerdasan buatan dan otomatisasi telah menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa tugas yang sederhana dan berulang. Misalnya, dalam produksi, banyak pekerjaan pabrik telah digantikan oleh mesin otomatis. Beberapa sektor pekerjaan mengalami transformasi besar akibat AI. Contohnya adalah sektor perbankan, di mana mesin-mesin AI dapat melakukan analisis data dan tugas-tugas administratif yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Tapi tidak  semua pekerjaan dapat digantikan sepenuhnya oleh AI. Pekerjaan yang memerlukan kreativitas, empati, keterampilan interpersonal, atau pengambilan keputusan kompleks masih dibutuhkan pekerjaan manusia.
     Disamping isu tersebut juga  ada kekhawatiran bahwa ketidaksetaraan dalam Akses  teknologi AI  akan meningkatkan kesenjangan sosial dan ekonomi.  Orang-orang dengan akses terbatas ke teknologi AI atau yang tidak memiliki keterampilan untuk menggunakannya mungkin terpinggirkan, sedangkan mereka yang memiliki akses dan keterampilan dapat memperoleh keuntungan. Juga dikhawatirkan penggunaan AI dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan data pribadi dapat membuka privasi.Â
Mesin pencari wajah, analisis perilaku online, dan pengumpulan data sensorik dapat mengancam privasi individu. Muncul pula pertanyaan hukum tentang siapa yang bertanggung jawab ketika kesalahan atau keputusan AI yang merugikan terjadi. Ini melibatkan isu tanggung jawab etis dan hukum, termasuk dalam konteks kendaraan otonom.
Kehilangan pekerjaan karena AI hingga kini masih diperdebatkan. Banyak pihak yang menyesali, tapi banyak juga menyampaikan  pikiran positif. Kehilangan pekerjaan karena AI mungkin mengharuskan seseorang untuk menggali kualifikasi baru. Ini bisa berarti pelatihan ulang atau pendidikan tambahan untuk mendapatkan keterampilan yang diperlukan di bidang lain yang masih dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Meskipun AI dapat mengambil beberapa tugas pekerjaan, teknologi ini juga dapat digunakan untuk memperkuat pekerjaan manusia.Â
Misalnya, AI dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan membantu dalam pengambilan keputusan. Disamping itu, Pemerintah dapat memiliki peran dalam melindungi pekerjaan manusia dari penggantian  AI melalui regulasi yang sesuai. Pemerintah  dapat mengambil inisiatif untuk mengembangkan program pelatihan yang mendukung kualifikasi ulang pekerja yang terpengaruh.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan  AI dapat menggantikan beberapa pekerjaan, tapi AI  juga menciptakan peluang baru dalam pengembangan dan pengoperasian teknologi ini. Bagi banyak orang, pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan buatan dapat menjadi aset berharga dalam mencari pekerjaan baru dan berkontribusi dalam ekonomi yang semakin terotomatisasi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H