Nasib perempuan bagai sebuah benda yang bebas diperlakukan apa saja oleh pihak laki-laki. Perempuan dianggap tidak sepenting laki-laki. Perempuan warga kelas dua. Perempuan tugasnya  melayani laki-laki dan harus siap kapanpun saat diperlukan. Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan. Bahkan, kesan misoginis (kebencian terhadap perempuan) begitu kental mewarnai kehidupan manusia di zaman itu.Â
Di zaman jahiliyah, di era  Arab abad ke 7, lahirnya seorang anak perempuan dalam  keluarga,merupakan  aib.  Apalagi bila  keluarga itu  mempunyai kedudukan terhormat dalam masyarakat,  demi menutupi aib  anak perempuan yang baru lahir harus dibunuh.
Juga dalam masyarakat Yunani kuno, martabat perempuan dipandang rendah. Perempuan hanya sebagai  alat penerus generasi, pembantu rumah tangga serta pelepas nafsu seksual laki-laki. Filosof Demosthenes berpendapat perempuan hanya berfungsi melahirkan anak. Aristoteles menganggap perempuan sederajat dengan hamba sahaya. Plato menilai perempuan tidak punya kompetensi apa-apa, hanya melakukan pekerjaan tak bernilai  sambil diam tanpa bicara.
Zaman now, zaman globalisasi, Â pandangan dunia sudah berubah. Suatu kondisi pos humanisme telah membangkitkan sebuah kesadaran sosial baru. Salah satunya adalah kesadaran gender yang melahirkan ideologi feminis yang disebut feminisme. Sebagai teori, feminisme merupakan suara atau pandangan perempuan di dunia ilmu pengetahuan dan sebagai praktek, feminisme adalah sebuah perjuangan untuk kesetaraan dan keadilan gender.
Kejahatan seksualÂ
Perempuan dianggap sebagai simbol kesucian dan kehormatan, maka itu  dipandang menjadi aib ketika mengalami kekerasan seksual, seperti perkosaan. Perkosaan sulit diungkap, karena  dikaitkan dengan konsep moralitas masyarakat. Dan mirisnya, korban perkosaan  sering disalahkan.
Buku " Bumi Manusia" juga bercerita tentang kejahatan seksual.
"Kami tergolek tanpa daya, Â berjajar, kehilangan sesuatu. Seluruh alam mendadak menjadi sunyi tanpa arti. Debaran jantung terasa padam. Gumpalan-gumpalan hitam bermunculan di antariksa hati. Apa semua ini ? .
Dan Annalies memegang tanganku. Membisu. Kami diam, seperti bermusuhan.
"MenyesaL mas" tanya Annelies waktu aku menghembuskan nafas ". ( Bumi Manusia halaman 234).
"Kasian kau mas, kau bukan laki-laki pertama. Tapi bukan kemauanku sendiri, aku diperkosa. Diperkosa oleh abang kandungku sendiri", kata Annelies.Â