Pemilihan Presiden Rusia yang berlangsung sepanjang hari kemaren, telah selesai. Pemimpin partai “Rusia Bersatu” Vladimir Putin telah memplokamirkan kemenangannya, setelah memperoleh perolehan suara 64 % dalam “preliminary result” yang diumumkan Komite Penyelenggara Pemilu Rusia. Kemenangan Vladimir Putin menandakan kembalinya ia ke tampuk kepemimpinan negara yang luas wilayahnya terbentang di 2/3 daratan dunia ini, setelah dalam periode kepemimpinan sebelumnya ia menduduki posisi Perdana Menteri dibawah Presiden Dmitry Medvedev.
Pidato kemenangan Putin di lapangan Manyesh dekat Kremlin dan proses yang mengirininginya setelah itu, memperlihatkan “haru-biru” proses penyelenggaraan Pemilu di Rusia sepanjang 4 bulan belakangan ini. Hasil pemilu parlemen Desember lalu dituduh tidak transparan dan penuh kecurangan oleh banyak kalangan, terutama analis, media dan pengamat politik barat, dan oposisi. Bahkan proses tersebut menimbulkan aksi protes masa yang terbesar dalam sejarah Rusia pasca kejatuhan Uni Sovyet. Aksi masa tersebut dilakukan serentak di seluruh Rusia. Sebagai akibatnya banyak pemimpin oposisi ditahan selama periode Desember hingga Januari lalu. Perdana Menteri Putin semakin berang setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengeluarkan pernyataan yang diklaimnya sebagai “upaya ikut campur” negara super power atas politik Rusia. Dalam sekejap Rusia terutama ibukota Moscow berubah menjadi “negara polisi” karena begitu banyak polisi dikerahkan di jalan-jalan untuk mengamankan demonstrasi. Syukurnya aksi masa tersebut tidak berujung tindakan destruktif dan bentrokan antar pendukung seperti yang ditakutkan banyak kalangan.
Saya tidak ingin membahas lebih jauh mengenai politik dalam negeri Rusia dan proses yang mengiringinya sebelum penyelenggaraan pemilu atau keabsahan pemilu (baik pemilu parleman atau pemilu presiden) itu sendiri. Saya pribadi justru tertarik dengan upaya Pemerintah Rusia untuk membuat teknis penyelenggaraan Pemilu Presiden kemarin lebih transparan, setelah belajar dari penyelenggaraan Pemilu parlemen Desember lalu. Apa yang saya saksikan sejak kemaren dan hari ini adalah bagaimana media dalam negeri Rusia membanggakan proses penyelenggaraan Pemilu Presiden yang transparan. Apa yang membuat media tersebut mengklaim penyelenggaraan Pemilu Presiden Rusia lebih transparan ??
Jawabannya adalah pengguanaan web video dalam memantau proses penyelenggaraan pemilu. Web video ini menghubungkan CCTV yang terpasang di 98000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh Rusia dengan jaringan internet http://webvybory2012.ru/#. Webvideo ini memungkinkan siapapun, kapanpun dan darimanapun menyaksikan dan mengamati proses penyelenggaraan pemilu presiden. Situs ini diawasi langsung oleh Situation Center yang dikoordinir Komite Penyelenggaraan Pemilu Rusia. Situation Center seperti yang dikutip media Rusia mencatat sekitar 3,5 juta orang mengamati Pemilu Presiden secara langsung melalui fasilitas web video kemaren. Fasilitas Video ini melengkapi 600 pemantau asing yang berasal dari berbagai negara dan organisasi pemantau internasional.
Pemerintah Rusia sendiri tidak main-main dalam menyelenggarakan fasiliar Webvideo ini. Mereka menghabiskan US$ 300 juta yang diklaim dua kali lipat dari biaya penyelenggaraan pemilu. Ini menjadikan penyelenggaraan Pemilu Presiden sebagai yang termahal dalam sejarah Rusia. Walaupun harus menginvestasi sejumlah besar, namun membuktikan proses penyelenggaraan pemilu lebih transparan adalah jauh lebih penting bagi Pemerintah Rusia. Rusia memang bukan yang pertama menggunakan Teknologi Web Video dalam mendukung proses pemantauan Pemilu, Negara-negara Eropa dan AS telah menggunakan system ini. Namun apabila melihat proses persiapan yang hanya 3 bulan, penyebaran CCTV ke seluruh wilayah Rusia yang luas lalu menghubungkan dengan jaringan internet serta situasi emosional yang berujung pembuktian atas berbagai tuduhan penyelenggaraan Pemilu yang tidak transparan, membuat saya melihat Rusia lebih fenomenal dalam menyelenggarakan Teknologi web video.
Efektifnya sistem ini kemudian terbukti dengan sejumlah persitiwa yang terekam. Komite penyelenggara pemilu Rusia menganulir hasil pemilu di Tarumovka, Sebuah desa di Republik Otonom Dagestan, setelah hasil webvideo menangkap staff yang memasukkan sejumlah surat suara ke dalam kotak (lihat video http://www.youtube.com/watch?v=YPJ0x-8rb88&feature=related). Tidak hanya menangkap kecurangan, Web video ini juga merekam sejumlah adegan unik, menarik dan menjadi liputan luas di kalangan media, blogger maupun pengguna internet. Seperti misalnya pesta dansa yang diselenggarakan di salah satu TPS di kota Tyomen, sehabis penghitungan suara (lihat video http://www.youtube.com/watch?v=b4uBQJoVQM0) dan di kota Krasnoyarsk (lihat video http://www.youtube.com/watch?v=odTBOfNejLI&feature=related) atau saat pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menari tarian tradisional kaukasus (lihat video http://www.youtube.com/watch?v=UJIc--i8fZU). Atau juga video menarik suasana pemilihan di Meseda, Sebuah desa di Republik Otonom Chechnya. Video ini merekam suasana TPS di sebuah apartemen juga sekaligus kehidupan sehari-hari Pria tua penjaga TPS saat dia makan bersama keluarga..hehehehe (lihat video http://www.youtube.com/watch?v=xSqtE9g7CA4). Ada pula seorang pemuda narsis yang menari (lihat video http://rutube.ru/tracks/5386646.html) dan sejumlah kejadian unik dan menarik lainnya yang bisa dilihat di situs Youtube atau RuTube.
Keseriusan pemerintah Rusia dalam menyiapkan dan menyediakan fasilitas WebVideo patut diacungi jempol. Pemilihan Umum walau bagaimanapun adalah pesta demokrasi bagi rakyat, bukti keterlibatan rakyat dalam demokrasi. Keterlibatan rakyat di era teknologi modern sekarang ini seharusnya memang tidak hanya terbatas dalam memilih namun juga mengawasi kemana suara mereka berujung (proses pemberian suara, penghitungan dan distribusi). Apalagi kasus sengketa hasil pemilu sebagian besar ditemukan pada saat hari-h penyelenggaraan. Teknologi Web Video yang digunakan Pemerintah Rusia telah menjadi bukti keterlibatan rakyat untuk mengawasi pelaksanaan pemilu. Setidaknya Pemilu menjadi lebih transparan dari sisi teknis penyelenggaraannya.
Selamat kepada pemerintah atas terobosannya…Selamat atas hasil Pemilu yang didapat, semoga situasi ke depan menjadi lebih baik lagi !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H