Masyarakat Aceh kembali dikejutkan dengan penangkapan terhadap enam orang yang diduga sebagai teroris di Desa Lhok, Aceh Besar pada Sabtu (10/3) dini hari. Dari tangan ke enam tersangka, Polisi menyita sebanyak empat bom rakitan yang besar kemungkinan akan digunakan untuk meledakkan iring-iringan pendukung salah satu calon kepala daerah dalam Pilkada Aceh.
Peristiwa tersebut menambah rentetan aksi teror menjelang Pilkada yang rencananya akan dilaksanakan pada 9 April 2012. Sangat disayangkan bahwa demokratisasi dan rekonsiliasi yang selama ini diupayakan di Aceh harus diwarnai dengan aksi serupa dari oknum, kelompok atau pendukung kandidat tertentu.
Bukan hanya aksi teror, pilkada Aceh 2012 juga dibayang-bayangi kecurigaan masyarakat akan adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Misalnya saja, saat ini beredar pandangan di masyarakat Aceh bahwa Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh cenderung berpihak pada salah satu calon Gubernur.
Melihat kondisi tersebut, Pilkada yang kondusif mustahil terwujud di Aceh jika hanya dibebankan kepada KIP Aceh sebagai pelaksana dan TNI serta Polri untuk mengamankan persiapan dan pelaksanaan Pilkada Aceh.
Pilkada Aceh memerlukan etikad baik dari para birokrat, elite partai lokal maupun nasional serta para kandidat yang akan maju dalam Pilkada Aceh. Para elite dan kandidat yang terlibat dalam Pilkada Aceh dituntut agar mampu menjalankan fungsi kontrol sosial terhadap massa simpatisan dan kelompok pendukungnya termasuk kelompok-kelompok bersenjata.
Masyarakat pun diharapkan agar peduli dan terlibat secara aktif dalam mengawasi berjalannya pemilihan. Pengawasan masyarakat secara langsung maupun melalui organisasi non-pemerintah mutlak diperlukan untuk menjamin bahwa pemilihan berlangsung sesuai dengan ketentuan dan asas demokrasi yang berlaku. Dengan demikian kecurigaan- kecurigaan yang berpotensi menyulut konflik di Aceh dapat diminimalisir.
Pada akhirnya, diperlukan kedewasaan dari setiap elemen yang ada di Aceh dalam menerima hasil Pilkada nanti. Siapapun yang nantinya terpilih sebagai orang nomor satu di Aceh, harus disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat, khususnya pihak yang kalah. Kesadaran dari semua pihak untuk mewujudkan Pilkada Aceh yang kondusif akan mampu mendorong terciptanya kemajuan positif di Bumi Serambi Mekkah. (MF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H