Mohon tunggu...
marco fabiano
marco fabiano Mohon Tunggu... -

Invisible

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sikap Indonesia dalam Pembentukan Komunitas Asia Timur (EAC)

14 Maret 2012   07:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:03 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dihadapkan dengansatu masalah dilematis terkait pembentukan EAC. Di satu sisi, Indonesia telah berkomitmen dalam memperkuat integrasi kawasan Asia Tenggara di bawah inisiatif Komunitas ASEAN (AC –ASEAN Community). Keberadaan ASEAN penting bagi Indonesia mengingat kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu pilar kebijakan luar negeri negara ini. Namun di sisi lain, penguatan integrasi kawasan di bawah naungan EAC juga merupakan tawaranmenarik bagi Indonesia. Khusus di bidang ekonomi, Indonesia sebenarnya jauh lebih berkepentingan dengan negara-negara Asia Timur dibanding terhadap ASEAN. Nilai perdagangan antara Indonesia dan negara-negaraplus tigaAsia Timur Laut jauh lebih besar daripada dengan negara-negara ASEAN.

Bagaimana kemungkinan posisi Indonesia dalam menanggapi gagasan terbentuknya EAC? Indonesia harus fokus terhadap pembentukkan AC sebelum memberikan komitmen lebih jauh dalam tingkat Asia Timur. Ini bukan berarti bahwa pembentukan EAC tidak penting. Pembentukan EAC jauh lebih logis baik secara ekonomis maupun secara politis. Namun, komitmen Indonesia dalam proses pembentukan AC, EAC, dan bahkan Komunitas Asia-Pasifik (APC–Asia-Pacific Community) akan memerlukanSDM, tenaga, dana, dan waktu yang sangat besar. Apalagi banyak dari inisiatif-inisiatif penguatan integrasi kawasan tersebut terfokus pada kepentingan ekonomi dan perdagangan semata. Kesepakatan-kesepakatan dalam lingkupkawasan dan pada tingkat multilateral harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat berjalan beriringan.Ini bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Pada intinya, AC dapat digunakan sebagai satu batu lompatan sebelum semua negara-negara ASEAN mampu memperluas bentuk kerjasama mereka untuk melibatkan negara-negaraplus tiga, ataupun dalam tingkat yang lebih besar. Untuk sementara ini, kerjasama menuju pembentukan EAC dapat diperkuat lewat jalur ASEAN plus Tiga (APT)yang juga melibatkan tiga negara Asia Timur yakni Jepang, China, dan Korea Selatan.

Pembentukan EAC dapat menjadi dasar yang kuat bagi kerjasama negara-negara di kawasan Asia Timur. Selain itu, EAC juga dapat mempertegas posisi tawar-menawar bagi negara-negara anggotanya dalam pertemuan-pertemuan internasional.

Sama halnya dengan negara-negara ASEAN lainnya, pembentukan EAC dapat membantu tujuan-tujuan ekonomis dan keamanan Indonesia. Hal ini terlihat dari dana bantuan dan pembangunan yang diberikan oleh Jepang dan terbukanya peluang pasar di China. Di bidang keamanan, pembentukkan EAC juga dapat digunakan Indonesia dalam membendung kemungkinan munculnya sikap agresif dan militeristik China terhadap kawasan Asia Tenggara. Selain itu, keterikatan hubungan dengan China dan dua negara Asia Timur lainnya juga dapat mengurangi dominasi AS,kekuatan-kekuatan non-Asia dan lembaga-lembaga multilateral lainnnya di Indonesia. Pembentukan EAC mungkin dapat dilihat kegunaannya bagi Indonesia apabila komunitas ini dapat menjadi mekanisme yang kuat untuk menghadapi proses globalisasi,tentu saja jika Indonesia tidak menjadi tumbal proses tersebut.

Meskipun demikian,perlu juga dilihat beberapa pengaruh negatif kerjasama tersebut terhadap Indonesia. Pertama, dibentuknya EAC mengandung potensi perpecahan ASEAN sebagai akibat adanya perbedaan tanggapan negara-negara anggota ASEAN mengenai pembentukan EAC itu sendiri.

Tantangan kedua ialah terkait siapa yang akanmemimpin kelompok kawasan ini. Meskipun Jepang dan China telah menunjukkan ketertarikan mereka untuk memimpin proses integrasi Asia Timur, beberapa pakar Asia Tenggara juga yakin bahwa proses menuju EAC harus dipimpin oleh ASEAN. 

Tantangan ketiga adalah adanyaperbedaan strategi yang digunakan oleh ketiga negara-negara Asia Timur Laut dalam berhubungan dengan mitra-mitra mereka di Asia Tenggara, khususnya dalam bidang perdagangan dan ekonomi. Hal ini jauh lebih berpotensi memperlemah kepaduan ASEAN.Tentunya pemerintah Indonesia juga perlu mempertimbangkan agar inisiatif-inisiatif integrasi dengan negara-negara Asia Timur tidak memperlemah persatuan di antara negara-negara ASEAN sendiri ataupun proyek-proyek ASEAN seperti AC. 

Kebijakan pemerintah Indonesia dalam pembentukan EAC setidaknya harus dilandaskan dua hal, yakni prioritas kebijakan luar negeri Indonesia serta kebutuhan dan kepentingan nasional, baik dari segi ekonomi, politik dan keamanan, serta sosial dan budaya.

Selama ini kebijakan luar negeri Indonesia cenderung didasarkan pada konseplingkaran konsentris. Dalam konsep ini, ASEAN digunakan sebagai fokus utama kebijakan luar negeri pemerintah, diikuti dengan negara-negara non blok, dan negara-negara Barat.ASEAN dianggap sebagai landasan dan pilar utama serta prioritas kebijakan luar negeri Indonesia.

Kebijakan luar negeri suatu negara merupakan cerminan dari keadaan dan kepentingan nasional negara tersebut. Oleh sebab itu, apa yang menjadi kepentingan masyarakat Indonesia merupakan merupakan komponen pentingbagi pemerintah RI dalam menentukan sikap terkait pembentukan EAC. Hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Pada dasarnya, tiap elemen dalam suatu masyarakat memiliki kepentingannya masing-masing sehingga dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat mencapai keterpaduan dari kepentingan-kepentingan yang berbeda tersebut.

EAC dan AC merupakan dua bentuk kerjasama penting yang tetap harus diikuti oleh Indonesia. Namun, melihat kenyataannya, perkembangan integrasi kawasan ASEAN jauh lebih maju dibanding di kawasan Asia Timur. Bahkan perlu dicatat bahwa negara-negara Asia Timur Laut masih belum mampu melakukan integrasi kawasan di antara mereka sendiri dikarenakan perbedaan-perbedaan politis. Mereka lebih tertarik untuk melakukan integrasi dengan ASEAN dibanding di antara mereka sendiri. Oleh sebab itulah proses integrasi kawasan Asia Timur akan memakan waktu yang sangat lama, dan tak akan bisa dilakukan apabila China, Jepang, dan Korea Selatan tak bisa melupakan perbedaan kepentingan-kepentingan politik mereka.

Komitmen penuh Indonesia dalam pembentukkan AC tentunya akan membantu ASEAN untuk segera menyelesaikan proses integrasinya. Setelah itu ASEAN dapat memfokuskan diri untuk memperluas kerjasama dengan negara-negaraplus tiga. Integrasikawasan ASEAN perlu diprioritaskan sebelum melangkah ke bentuk integrasi kawasan yang lebih luas. Akan tetapi, sangat tidak bijaksana apabila Indonesia menyingkirkan ide EAC. Kita juga mengetahui dari pengalaman berbagai kelompok kawasan di seluruh dunia bahwa tidak mudah membentuk satukomunitaskawasan, yang biasanya juga memakan waktu yang sangat lama. Dengan demikian, sangat tepat apabila Indonesia memang dapat memberikan dukungan terhadap pendalaman kerjasama kawasan Asia Timur, selama aktivitas-aktivitas tersebut tidak memperlemah kerjasama ASEAN.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun