Mohon tunggu...
Johannes Marco
Johannes Marco Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa

SMA Kolese Kanisius

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi itu Indah

16 November 2024   14:17 Diperbarui: 16 November 2024   14:41 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekskursi tahun ini menjadi lebih dari sekadar perjalanan bagi kami, siswa Kanisius. Di Pondok Pesantren Terpadu Bismillah, Serang, Banten, kami mendapatkan kesempatan untuk keluar dari zona nyaman, merasakan langsung kehidupan yang berbeda, dan mendalami nilai-nilai toleransi. Melalui pengalaman ini, kami memahami betapa pentingnya menghargai perbedaan sebagai bagian dari upaya membangun karakter pelajar yang berwawasan luas dan berjiwa terbuka. Sebagaimana kata Mahatma Gandhi, "Perbedaan tidak untuk memisahkan, tetapi memperkaya kehidupan kita." Kata-kata ini mewakili esensi perjalanan kami, di mana interaksi lintas agama dan budaya memperkaya pandangan kami tentang arti sesungguhnya dari kebaikan.

Ketika kami pertama kali tiba di pesantren, kami langsung diarahkan menuju aula untuk mengikuti sesi pembekalan. Aula yang cukup panas tidak memadamkan semangat kami untuk mengikuti setiap kegiatan yang akan berlangsung. Pembekalan ini menjadi gerbang pertama kami memahami kehidupan di pesantren, mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan lingkungan dan aturan yang berbeda dari yang biasa kami alami di sekolah. Kami diberikan gambaran mengenai jadwal kegiatan, tata krama yang harus diikuti, serta informasi penting lainnya. Di sinilah, semangat kekeluargaan mulai terjalin di antara kami dan para santri yang menyambut kami dengan senyum tulus.

Setelah sesi pembekalan, kami berkesempatan untuk berinteraksi lebih dekat dengan para santri. Pertukaran cerita tentang latar belakang, hobi, dan keseharian kami membuka wawasan baru. Kami menyadari bahwa meskipun latar belakang pendidikan dan cara hidup kami berbeda, ada benang merah yang menghubungkan kami sebagai pelajar. Salah satu momen paling berkesan adalah saat kami saling berbagi pandangan tentang nilai-nilai kebaikan. Saya, sebagai seorang Kristen, berbagi pandangan mengenai pentingnya kasih dan pengampunan, sedangkan para santri menggambarkan kebaikan dalam perspektif ajaran Islam. Diskusi ini berlangsung hangat, penuh dengan rasa hormat dan ketulusan untuk saling belajar. Seperti yang pernah dikatakan oleh pemikir besar Indonesia, Gus Dur, "Tidak penting apa agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu." Diskusi lintas agama ini semakin memperkaya pemahaman kami tentang toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.

Hari kedua kami habiskan dengan mengikuti dinamika di Ponpes Terpadu Bismillah, berinteraksi dengan siswa-siswi di sana, khususnya dari kelas 12. Saya dan teman-teman berkesempatan berbagi cerita tentang sekolah kami, Kanisius, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang kami ikuti. Mereka menyambut antusias, bertanya tentang metode pembelajaran dan aktivitas di sekolah kami. Perbincangan ini bukan hanya kesempatan untuk berbagi, tetapi juga kesempatan bagi kami untuk melihat perspektif baru tentang sistem pendidikan di pesantren. Kami menyadari bahwa meskipun metode pengajaran dan lingkungan belajar kami berbeda, namun tujuan utama kami tetap sama: menjadi pelajar yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas.

Pada sore harinya, kami kembali berpartisipasi dalam kegiatan pengajian. Meskipun saya tidak sepenuhnya memahami setiap lantunan doa, saya tetap menghargai cara mereka beribadah dan merasakan kedamaian yang mereka rasakan. Menjelang malam, kami mengikuti sesi pengajian tambahan di mana kami berbagi kembali tentang konsep kebaikan, kali ini dalam suasana yang lebih santai dan terbuka. Para santri menyampaikan perspektif mereka, dan kami menyadari bahwa pada dasarnya setiap agama mengajarkan hal yang sama tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama.

Menurut Albert Bandura, seorang psikolog yang terkenal dengan teori pembelajaran sosialnya, pengalaman langsung adalah salah satu metode paling efektif dalam memahami sesuatu. Melalui interaksi dengan santri, pengalaman yang kami alami di Ekskursi  ini memberi kami pembelajaran yang jauh lebih mendalam dibandingkan apa yang bisa kami pelajari di dalam kelas. Kami belajar dari keseharian, dari cara mereka menyapa, cara mereka beribadah, hingga cara mereka menghabiskan waktu bersama. Setiap interaksi adalah pembelajaran langsung tentang toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.

Hari-hari di pesantren diakhiri dengan sebuah acara rekreasi ke tempat pemandian di sekitar Serang. Dalam suasana santai ini, kami menikmati alam bersama, berbagi tawa, dan menikmati kebersamaan yang telah terjalin selama beberapa hari terakhir. Momen ini tidak hanya menjadi penutup yang menyenangkan, tetapi juga memberikan kami kesempatan untuk merefleksikan perjalanan kami. Semua pengalaman yang kami lalui seolah menyatukan kami dalam semangat persaudaraan yang melampaui perbedaan latar belakang dan keyakinan.

Ekskursi ini memberikan kami lebih dari sekadar pengalaman baru. Ia memberikan kami pemahaman bahwa keberagaman adalah kekayaan, dan bahwa kebaikan adalah nilai universal yang menghubungkan setiap manusia, terlepas dari agama atau budaya mereka. Pengalaman ini menjadi cermin bagi kami untuk melihat perbedaan sebagai sebuah kekuatan, bukan halangan.  Ekskursi ini membuktikan bahwa dengan saling memahami dan menghargai, kita dapat menciptakan dunia yang lebih harmonis. Semoga semangat persaudaraan dan rasa toleransi yang kami rasakan selama ekskursi ini tetap hidup dalam setiap langkah kami ke depan, membawa kami menjadi pribadi yang lebih bijaksana, terbuka, dan menghargai setiap perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun