Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) kemarin dilanda bencana sampai-sampai jembatan penghubung di daerah terdampak ambruk dan membuat Kabupaten Minsel menetapkan status tanggap darurat akibat peristiwa abrasi Pantai Amurang (link berita).
Abrasi memang merupakan peristiwa hilangnya pasir atau lempung yang tersapu ombak. Peristiwa ini dapat disebabkan oleh alam maupun manusia.
Secara alami abrasi terjadi karena proses yang dalam bahasa kampus disebut hidro-oeanografi dari laut tapi secara awam, abrasi ini disebabkan oleh sapuan ombak atau hempasan gelombang di pantai.
Selain oleh hempasan gelombang, abrasi juga dapat terjadi karena angin, perubahan pola arus laut dan peristiwa pasang-surut air laut.
Abrasi tidak serta-merta disebabkan alam, sebab jika ditelisik lebih dalam peristiwa alami berjalan agak lambat namun setelah dipengaruhi oleh aktivitas antropogenik, prosesnya dipercepat tanpa diberi kesempatan untuk alam memulihkan dirinya.
Hal tersebut didukung oleh survey yang menemukan bahwa proses abrasi ini disebabkan oleh beberapa faktor antropogenik diantaranya berkurangnya suplai sedimen akibat penambangan pasir, penambangan pasir di daerah pesisir, penebangan mangrove atau bakau dan eksploitasi terumbu karang (Diposaptono., 2011).
Lantas bagaimana faktor antropogenik tersebut berperan dalam abrasi?
Reklamasi Penyebab Terhalangnya Angkutan Sedimen