Mohon tunggu...
Marcko Ferdian
Marcko Ferdian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pencinta Monokrom dan Choir

Love what you have || Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kipasan Ekor nan Indah, Namun Akankah Seindah itu Nasibnya?

28 Mei 2022   16:16 Diperbarui: 28 Mei 2022   16:41 2467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan kuau yang terjerat warga, kemudian dikembalikan kepada BKSDA oleh Kepolisian/Sumber :www.bengkuluinteraktif.com

Permen LHK No P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi memasukan Polyplectron schleiermacheri ke dalam koleksi perlindungan oleh negara.

Satwa Polyplectron schleiermacheri tergolong Endangered dalam statusnya di alam. Satwa jenis burung ini dikenal karena keindahan bulu ekor yang ketika terbentang, motif dan warnanya sungguh mempesona.

Sayangnya satwa yang menjadi logo Kalteng ini nasibnya tak seindah bentangan bulunya. 

Si Merak kerdil yang eksotis namun langka/Sumber: birdsoftheworld.org
Si Merak kerdil yang eksotis namun langka/Sumber: birdsoftheworld.org

Kuau-kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri), Si Merak yang Langka

Melihat morfologi satwa ini, kuau-kerdil merupakan jenis burung merak endemik Kalimantan yang sudah sulit ditemui.

Keberadaan merak Kalimantan ini hanya diketahui pada tempat-tempat tertentu, dan terpencar di hutan dataran rendah sampai ketinggian 1.100m.

Satwa yang dulu statusnya critical endangered ini (IUCN) sering bertengger di pepohonan hutan primer dan juga "melantai" di lantai hutan pada siang hari. Utuk pertama kali, jenis satwa ini diamati seabad yang lalu, di tahun 1870-an.

Dikutip dari Biodiversitas Burung-Burung Terancam di Indonesia, ciri satwa ini memiliki bintik metalik seperti mata pada sayap dan ekor.

Baik jantan maupun betina punya ciri tersebut hanya saja dibedakan dari warna bintik yaitu hijau pada jantan dan biru pada betina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun