Saat awal menyebarnya virus Covid-19 di Wuhan, banyak negara kebingungan dan meraba-maraba bagaimana meng-handle virus tersebut sementara korban terus berjatuhan.
Gambaran kondisi tersebut akhirnya menjadikan semua negara mengambil pelajaran berharga untuk mempersiapkan semacam sistem peringatan dini untuk memberi alarm bagi sebuah negara menghadapi resiko dari munculnya penyakit atau virus baru di masa mendatang.
Lebih kurang itulah yang ditangkap ketika melihat berita kesepakatan antara Menteri-Menteri kesehatan ASEAN yang bertemu di Bali dalam ASEAN Helath Ministers Meeting and Related Meetings (AHMM) ke 15 di Bali.
Kesepakatan yang dicapai adalah pembentukan Pusat Kedaruratan Kesmas dan Penyakit Menular ASEAN, semacam CDC-nya Amerika.
Apa itu ACPHEED ?
ACPHEED merupakan akronim dari ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Diseases yang merupakan pusat kerjasama ASEAN di bidang kesehatan masyarakat untuk menghadapi kemungkinan terjadinya outbreak.
Pembentukan ini memang perlu mengingat situasi perubahan lingkungan yang berpeluang memunculkan varian-varian virus baru yang mudah bermutasi dan mengancam kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Sehingga keputusan mendirikan pusat kedaruratan kesehatan ASEAN sudah tepat dilakukan. Pendirian ini berdasarkan pada 3 pokok utama yaitu surveilans, deteksi dan respon. Selain itu ada juga manajemen resiko untuk nantinya digunakan saat terjadi outbreak.
Dari segi pembiayaan, ACPHEED menjadi tanggungan bersama negara anggota dan juga negara-negara pendonor lainnya. Salah satu yang menyatakan dukungannya adalah Jepang.