Dengan kehadiran teknologi digital yang berbasis pemanfaatan IoT dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), diperlukan kesiapan tenaga kerja yang memiliki kualitas serta mampu menguasai dan memanfaatkan keunggulan teknologi tersebut.
Keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian terlihat cukup menjanjikan karena usia produktif didominasi oleh generasi milenial (Kemen PPA dan BPS, 2018), yang dapat dipersiapkan untuk terjun dalam sektor ini.Â
Untuk itulah selain peningkatan jumlah petani milenial, peningkatan kualitas SDM yang baik juga harus diperhatikan.
Petani milenial diperkirakan berjumlah sekitar 2,7 juta orang dari total 33, 4 juta orang petani , sehingga dari segi proporsi petani milenial di Indonesia masih rendah.Â
Alasan mengapa jumlah ini rendah karena pola pikir bahwa menjadi petani adalah profesi yang kurang menjamin masa depan sehingga kurang diminati milenial.
Selain itu kemajuan teknologi dirasa membutuhkan biaya yang cukup besar sementara luasan lahan yang dimiliki petani terbatas untuk adopsi teknologi.
Penguasaan teknologi tidak lain ditentukan oleh kualitas SDM, sementara SDM tergantung dari tingkat pendidikan. Dengan melihat keadaan tersebut, pendidikan ketrampilan dan pendampingan penyuluh sangat diperlukan.
Memperkuat Kapasitas Petani Milenial
Untuk memperkuat kapasitas petani milenial, diperlukan langkah dan usaha yang cukup besar. Langkah-langkah yang dapat dilakukan diantaranya :