Pelaksanaan Makan Patita Soa Negeri Oma
Proses makan patita soa ini dibagi menjadi 3 tahapan diantaranya:
Pertama, tahapan persiapan dimulai dengan mengadakan pertemuan untuk menentukan waktu pelaksanaan yang bertempat di rumah tua atau rumah soa.
Pengertian rumah tua di sini bukanlah dalam arti yang sesungguhnya, tetapi biasanya merupakan rumah yang dimiliki orantua (rumah masa kecil), juga bisa diartikan rumah dari kakak pertama atau turunan pertama dari satu keluarga atau mata rumah. Rumah tua umumnya dianggap sebagai rumah dimana tempat menghabiskan masa kecil sebelum akhirnya keluar dari rumah tersebut untuk membangun rumah tangga baru.
Setelah disetuji waktu pelaksanaannya, tarian cakalele akan dipentaskan terlebih dulu sebelum dimulai acara makan patita itu. Setiap orang dalam soa itu juga akan memberikan bagiannya dengan sukarela entah berupa uang untuk membeli bahan-bahan makanan, bumbu dan lainnya, bisa juga dalam bentuk barang.
Selanjutnya adalah prosesi adat bertempat di Baileo Kotayasa yang merupakan rumah adat masyarakat Negeri Oma. Sudah bukan rahasia umum bahwa Baileo merupakan rumah adat Maluku tetapi Baileo ini bukan hanya sebatas rumah, tetapi  diyakini menjadi tempat kumpul roh para leluhur atau tete-nene moyang untuk menjaga, dan melindungi anak-cucu keturunannya.
Malam sebelum pelaksanaan makan patita, Bapa lima-lima akan memimpin doa pergumulan agar pelaksanaan makan patita besok berjalan dengan lancar tanpa ada halangan yang berarti. Dalam prosesi ini ada benda-benda yang diikut sertakan seperti tempat sirih-pinang simbol pengikat kekeluargaan dan sopi simbol perekat persekutuan (Matitaputty dan Masinay, 2020).
Kedua, tahap pelaksanaan diawali dengan kesibukan om (paman) dan tanta (tante) menyiapkan makanan, meja putih panjang (lesa) serta bangku untuk nantinya ditempati ponakan-ponakan mereka, begitupun sebaliknya ketika om dan tanta menjadi orang yang dijamu, maka para ponakan akan sibuk untuk menyiapkan segala perlengkapan dan makanan.