Ciri khas cuaca yang terbentuk ketika dilalui pita ini adalah hujan deras yang kadang diikuti petir dan angin kencang.Â
Pita biru merupakan lokasi paling selatan dari ITCZ dan pada saat tersebut matahari berada di Selatan equator. Sehingga pada bulan Januari daerah yang di lewati oleh pita biru, akan mendapat curah hujan yang lebih banyak, begitupun sebaliknya.
Saat terjadi pergerakan semu matahari ke Utara dan diikuti pita merah ini, beberapa wilayah akan mengalami musim kemarau sebab, massa udara akan terkumpul pada daerah pita merah yang bergerak menjauh ke Utara.
Pergerakan ITCZ ini berdampak pada tipe hujan, dimana daerah yang dilaluinya akan mengalami tipe yang disebut tipe hujan equatoral. Jadi dalam setahun, ada wilayah yang mengalami dua puncak musim hujan, umumnya terjadi pada wilayah yang dilalui garis khatulistiwa.
Sedangkan wilayah yang hanya sekali dilewati ITCZ akan mengalami tipe yang disebut tipe hujan monsunal, yang umumnya terjadi di wilayah Selatan khatulistiwa
Demikian ulasan singkat tentang bagaimana letak atau posisi Indonesia mempengaruhi proses terbentuknya hujan. Memang proses terbentuknya hujan sangat dipengaruhi banyak faktor, selain dua hal yang dijelaskan tadi.Â
Akhirnya saya menyadari dalam penjelasan ini mungkin ada hal yang terlewatkan, sehingga tambahan ilmu dari yang lain sangat baik diterima guna melengkapi kekurangan yang ada.
Salam Hangat
Sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H