Mohon tunggu...
Marcilinus Arikurniawan
Marcilinus Arikurniawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - marselinus

mahasiswa aktif teknik industri ukmc

Selanjutnya

Tutup

Money

Covid-19 Membawa Dampak Keseimbangan Pada Perekonomian Negara

2 Mei 2020   03:02 Diperbarui: 2 Mei 2020   03:01 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Memasuki awal tahun 2020, dunia di hebohkan dengan munculnya Virus  Corona. Virus Corona merupakan spesies baru dari corona virus yang menular ke manusia, virus ini merupakan virus zoonotic yang sebenarnya berasal dari hewan,yang dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya.Virus ini bisa menyerang siapa saja. Penyebaran virus corona (covid-19) menjadi perhatian seluruh dunia, hingga saat ini belum ada vaksin yang mampu menghentikan penyebarannya, sehingga membawa dampak pada perekonomian dunia terutama di indonesia baik dari sisi perdagangan, investasi dan pariwisata. Menyikapi hal tersebut  terdapat kebijakan yang perlu diambil pemerintah terhadap perekonomian negara terutama terhadap perekonomian Indonesia. Kebijakan pemerintah sangat menentukan dalam mengatasi pandemi ini, selain dukungan sistem dan perilaku masyarakat.

             Keseimbangan pasar menggambarkan suatu situasi dimana semua kekuatan yang ada dalam pasar, baik permintaan maupun penawaran berada dalam titik seimbang sehingga setiap variabel yang terbentuk dalam pasar, harga dan kuantitas, sudah tidak lagi berubah.  Akibat pandemik Virus corona ini mengakibatkan goyahnya keseimbangan pasar, misal toko alat kesehatan dan apotek yang menjual masker dan hand sanitizer, temometer, bahkan multivitamin akan kesulitan menjual barang tersebut saat ini dikarenakan tingginya permintaan. Meskipun barang dari distributor dan produsen ada pun akan sangat tinggi harga yang akan dijual di pasar. Seluruh sektor bisnis akan mengalami kelumpuhan sesaat dengan maraknya penyebaran pandemik covid-19 ini.

            Kebutuhan pokok memang menjadi permasalahan utama yang harus dihadapi semua masyarakat, dengan semua ini masyarakat berbondong-bondong memborong segala kebutuhan pokok seperti minyak sayur, gula, gandum, telur, beras dan sebagainya.

sembako(sumber gambar: riauonline.co.id)
sembako(sumber gambar: riauonline.co.id)
Hal tersebut terjadi karena masyarakat merasa panik akibat pandemik Covid-19, dengan demikian menyebabkan keseimbangan pasar semakin goyah, hal ini terbukti dari salah satu kebutuhan pokok yang berdampak adalah harga beras dan gula pasir yang semakin hari makin naik bahkan sampai sulit didapatkan, juga tidak hanya beras dan gula pasir saja melainkan juga berbagai bahan sembako lainnya yang harganya makin hari makin meningkat.

beras (sumber gambar: m.cnnindonesia.com)
beras (sumber gambar: m.cnnindonesia.com)
                 Di sisi lain, virus corona tidak hanya berdampak negatif namun juga dapat memberikan dampak positif  bagi perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah terbukanya peluang pasar  ekspor baru selain China. Selain itu peluang memperkuat ekonomi dalam negeri juga dapat terlaksana karena pemerintah akan lebih memprioritaskan dan memperkuat daya beli  produk dalam negeri dari pada menarik keuntungan dari luar negeri. Kondisi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai koreksi agar investasi bisa stabil meskipun perekonomian global sedang terguncang.

            Memilih untuk panic buying atau belanja sesuai kebutuhan sepenuhnya ada di tangan konsumen. Namun, ada baiknya untuk tetap menjaga tindakan agar tidak merugikan orang lain. Sebab panic buying boleh jadi yang diuntungkan adalah para pemburu rente dan atau sebaliknya, orang-orang yang benar-benar membutuhkan akan merasa dirugikan. Oleh karena itu masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan panic buying!. Agar para distributor mempunyai waktu untuk kembali mengisi ulang persediaannya juga bagi para kalangan kecil menengah kebawah tidak merasa dirugikan akibat panic buying yang dilakukan oleh kalangan menengah keatas.

sumber :
Brilio
Tirto,
Pasardana,
Tempo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun