Siapa yang masak?? HHhmmm kayaknya pertanyaan konyol nggak sih?? Kenapa konyol?? Karena kebanyakan langsung menjawab ibunya atau mamanya lah. Yup, memang kebanyakan yang saya tahu, apalagi kalau di Indonesia...urusan dapur secara tidak langsung menjadi tanggung jawab ibu. Namun buat orang di Auckland sini, dimana saya tinggal, tidak heran kalau malah para ibunya tidak bisa masak. Sehingga otomatis para bapaklah yang memasak untuk rumah tangga mereka.
Beruntunglah saya yang mempunyai istri memang tukang masak. Di tempat kerja yah memang sous chef'lah jabatannya. Jadi tidak heran kalau setiap hari bisa dikatakan saya menikmati masakan atau kue2 yang enak, sehat dan bergizi. Nah karena sudah tahu kelebihan si mami, tidak salah dong kalau saya tinggal menikmatinya saja.
Tugas saya di rumah adalah mengajari cici dan boy. Karena kebetulan saya memang menikmati berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang atau juga anak2 sehingga mudah bagi saya untuk hal ini. Salah satu tantangan yang selalu diberikan oleh cici dan boy buat saya adalah memberi contoh atau mengajari mereka memasak. HHhmmm bukan...bukannya saya tidak pernah memasak sama sekali lho. Percaya tidak percaya....cici dan boy menikmati sekali nasi goreng yang saya masak buat mereka. Atau juga brokoli cah yang saya masak selalu habis oleh mereka. Masalahnya, mereka sudah terbiasa dan pernah saya ajari masak untuk masakan2 yang selalu saya masak.
Hari ini si boy tidak pergi ke sekolah karena sedang sakit pilek. Otomatis, saya tinggal di rumah bersama dia. Setelah selesai mengajari dia matematika, saya masak sup baso ikan. Sebenarnya masih ada sisa sup daging yang kemaren saya masak juga, tapi karena kasihan kalau nanti mami harus masak sore setelah dia pulang kerja, makanya saya adakan inisiatif untuk masak buat makan nanti sore.
"Boy kamu mau bantuin daddy masak atau mau mandi?? tanya saya ke dia tadi sebelum memulai masak. "Aku mandi yah daddy" dia memberi jawaban. "Ok boy, nanti kalau sudah selesai daddy baca'ain Alkitab sebelum bobo yah...terus daddy masak lagi" saya memberi arahan buat dia. "Daddy, I am ready" si boy memberi tahukan saya.
Sekali2 menjalankan tugas yang berbeda dari tugas2 yang biasa saya kerjakan di kantor ada asyiknya juga. Memasak buat keluarga memberi kesenangan tersendiri juga, karena bisa mengerti apa yang saya berikan dalam masakan yang saya masak. Dan yang pasti sedikit banyak bisa memberi bimbingan dan didikan ke cici dan boy kalau daddynya juga bisa dan mau masak buat keluarga, asal tidak keseringan saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI