Hari Rabu kemaren si boy mengambil laporan belajar dia selama 6 bulan di tahun ke-3 dia di primary school ini. Tentu saja saya dan mami selalu menyempatkan diri untuk mengambil laporan belajar mereka. Kali ini, di adakans edikit berbeda dari yang sebelum2nya. Biasanya kita menunggu giliran nama si boy di panggil pada saat appointment kita dan di adakan di aula sekolah dan hanya ada waktu 15 menit saja.
Kali ini di adakan di dalam ruang belajar dia, di room 10. Janjian kita adalah jam 5 sore, jadi kita tiba 5 menit sebelum jam 5. Saat kita masuk ke ruang kelasnya, kita di sambut oleh guru/wali kelas dia Mrs Chaytor. Mrs Chaytor menyuruh si boy untuk menjelaskan apa saja yang dia lakukan selama 6 bulan ini di kelas. Ada ruangan yang berisi gambar2 yang di hasilkan dari murid2 di kelas, ada batu yang di lukis, ada catatan mengenai HOPE mereka, lampion2 berisi harapan mereka, puisi2 karya mereka, dsb. Selagi kita melihat2 isi kelas dia ini, 2 teman sekelas si boy datang juga ebrsama dengan orang tua mereka. Jadi selama kurang lebih sampai jam 5 lewat 10, akhirnya kita di persilahkan duduk di bangku.
Katarina, teman sekals si boy, membacakan kata sambutan kepada kita semua. Salut dengan si boy yang gentleman yang mau membantu si Katarina ini yang kurang bisa membacanya. Kemudian acara di susul dengan tarian yang mereka sebut Step dance. Mereka menari seperti tentara yang sedang baris berbaris. Menghentak2kan kaki mereka sembari berjalan mengelilingi meja2 dan bagku2 dalam kelas. Setelah hitungan ke 8, mereka berlari2 sembari melambai2kan tangan mereka ke atas kiri dan kanan. Kita pun ikut menarikan ini bersama mereka.
Selesai menari Step dance, meraka menarikan sebuah tarian dari Denmark, 7 Jumps, dan kemudian di susul dengan laporan yang di bacakan oleh si boy mengenai kalau mereka juga di ajarkan berbahasa Maori dan akan melakukannya. Boy berakting dengan Angela (teman dia satunya lagi) mengenai pentingnya menyapa teman saat bertemu di jalan, tentu saja dengan menggunakan bahasa Maori.
Sekarang giliran Angela yang melaporkan kalau mereka juga di ajarkan bermusik. Jadi mereka bertiga memainkan suling mereka untuk 2 buah lagu. Dan sebelum acaranya berakhir, mereka bertiga membaca bergantian mengenai mereka juga di ajarkan bahasa isyarat untuk menyanyikan sebuah lagu. Yup, walaupun mereka di kelas 3 SD, mereka di ajarkan pula untuk bisa berkomunikasi dengan orang2 yang tidak memiliki kemampuan utnuk mendengar atau berbicara.
Hhhmmm asli seru, kreatif dan menyenangkan melihat apa yang di lakukan oleh si boy. Dia jauh lebih percaya diri dalam berbicara (terutama di depan orang banyak), lebih kreatif dalam menuliskan sebuah cerita, lebih berani menggunakan warna dan menggoreskan pensil dan kuas untuk menghasilan gambar, lebih bisa membaca sebuah not musik dan memainkan alat musik. Walaupun saya dan mami termasuk orang tua yang selalu peduli dengan kegiatan2 cici dan boy di sekolah, tetap saja ada kejutan2 tertentu setiap kali mereka mendapat laporan sekolahnya.
Di akhir acara, si boy di suruh menjelaskan hasil yang dia terima, apa yang harus di lakukan untuk bisa lebih baik dan tentunya meminta bantuan dari kami utnuk menolong dan memotivasi untuk bisa mewujudkan target2nya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H