"Apa yang ada dipikiran kamu saat mendengar kata neraka??" tantang saya kepada cici dan boy mengenai topik yang ingin saya diskusikan bersama mereka hari ini. "Daddy tidak meminta jawaban dan memberi jawaban benar atau salah tapi hanya ingin tahu opini kalian saja" saya memberi penjelasan akan pertanyaan saya ini.
"Rumah yang besar, kumuh, tua, jelek dan banyak sarang laba2nya" jawab si boy mendiskripsikan tentang neraka dalam bayangan dia ini. "Sebagai gurun yang luas dan tandus tanpa ada kehidupan" giliran si cici memberi gambarannya mengenai topik yang kita bahas ini.
"Ok...itu yang kamu berikan sebagai gambaran dari tempatnya, bagaimana para penghuninya??" tantang saya lagi kepada mereka. "Mereka tipikal para pembunuh, saling membenci, tidak mau bekerja sama" si boy memberi opini dia kali ini. "Mereka hanya mementingkan kepentingan mereka pribadi dan senang saling menyakiti" cici memberi gambaran dari pola pikir dia ini.
"Apakah neraka itu ada menurut kalian??" tanya saya lagi kepada mereka. "Ada" jawab si boy cepat. "Oh ya?? Kenapa kamu bisa bilang begitu??" saya menggali pola pikir si boy lagi. Kali ini dia hanya terdiam dan tidak tahu mau mengatakan apa. Si cici mengatakan ada karena bagaimana bisa percaya kalau surga ada tapi tidak percaya neraka tidak ada. Karena surga atau neraka adalah salah satu tempat buat nanti kita berada setelah kita meninggalkan dunia ini.
"Bagaimana dengan surga atau neraka di dunia ini?? Artinya ada juga dong di dunia ini" tanya saya lagi. "Karena kan ada dalam doa Bapa Kami...di bumi seperti di dalam surga, artinya ada kemungkinan juga kan di bumi seperti di dalam neraka" saya memberi penjelasan kepada mereka.
"Kalau menurut daddy bagaimana??" kali ini cici dan boy yang balik bertanya kepada saya karena mereka ingin tahu opini saya mengenai surga neraka ini. "Daddy tidak begitu peduli dengan neraka guys...karena daddy berusaha untuk membuat surga di dunia ini dulu sebelum mendambakan surga di tempat Bapa" saya memberi opini saya. "Maksud daddy, berpikir positif, membawa dan melakukan perbuatan yang positif, bekerja sama dengan sesama dan lingkungan, menjadi terang dan garam bagi dunia, dsb" lanjut saya. "Apa yang kita pikirkan positif dan dari hati yang positif dan baik maka kemungkinan besar hasilnya akan positif dan baik pula. Makanya lebih baik melihat dan berpikir dari sisi positif dibanding sebaliknya" saya menanamkan point yang menurut saya penting buat mereka. "Selama kita melakukan semua hal positif ini, rasanya kita tidak perlu memusingkan neraka kan??" lanjut saya lagi
"Jadi lebih baik kita mempunyai pola pikir dan pola hati tentang bagaimana membuat sebuah kehidupan yang indah dan berwarna, saling melengkapi dan mengasihi, penuh kedamaian dan mau bekerja sama dengan semuanya kan, sehingga kita bisa merasakan surga di dunia...karena rasanya tidak akan berbeda dengan surga yang sesungguhnya kelak" saya mengarahkan kesimpulan akhir dari perbincangan surga neraka kami siang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H