Si boy dari hari Jumat kemaren sibuk banget mengerjakan tugasnya dia karena harus selesai besok. Ini bukan pertama kali sih dia kayak begini, karena dia memang selalu mau mengerjakan tugas dia sampai selesai dulu baru dia bisa enjoy yang lainnya. Meskipun tugas dia masih untuk beberapa minggu lagi, boy selalu mau menyelesakan tugasnya secepatnya. Saya bilang dedikasi dan tanggung jawab dia ok banget.
Cici baru saja saya jemput. Semalem dia tidak pulang karena ikut acara Relay for Life. Acara ini buat cari dana untuk yayasan kanker. Semua peserta yang ikut di suruh nyari dana dng cara minta sumbangan dari orang-orang kemudian mereka akan membayar sumbangan2 itu dengan cara camping di satu sekolah dan mereka begadang plus jalan ngiter2 sekolah itu secara bergantian berdasarkan grup mereka.Â
Acaranya di mulai jam 12 siang kemaren dan baru selesai jam 9 pagi ini. Mereka begadang karena mungkin itulah yang di alami penderita kanker saat mereka sakit. Jadi mereka yang ikut acara ini bisa ikut merasakan sakit, tida cukup istirahat dan kecapekan para penderita kanker itu.
Cici waktu seumuran boy dulu yah mirip2lah sama si boy saat ini. Sibuknya cuma sama urusan sekolah, yaitu berdedikasi dan tanggung jawab sama homework dan pelajaran sekolahnya.....selain ngebantuin tugas di rumah lah pastinya. Makin ke sini yah makin sibuk dengan sosialisasi dng kegiatan2 lainnya.
Dedikasi dan tanggung jawab. Pasti tidak asing lagi dengan 2 kata ini. Dua kata ini sering mami atau saya pakai saat mengobrol bersama cici dan boy. Sudaah pasti karena mami dan saya mau cici dan boy bisa punya dedikasi serta tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan.Â
Asli saya salut dan bangga dengan apa yg mereka lakukan selama ini. Mereka tidak cuma punya dedikasi dan tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri tapi juga mau ikut andil terhadap sesama.
Kegiatan Relay for Life ini tentunya salah satu bentuk tanggung jawab dia terhadap sesama. Kenapa saya bilang begitu? Karena sebagai mahluk sosial sudah jadi tanggung jawab kita untuk membantu sesama. Cara termudahnya yah ikut mencari dana buat pengobatannya serta ikut empathy buat para penderita dan juga terhadap orang2 yang pernah merasakan ditinggal oleh mereka yang dulunya menderita kanker.
Mami dan saya memberi ijin cici ikut kegiatan ini itu, karena dia sudah bisa membuktikan dan menunjukan kale dia ada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Makanya saya dan mami juga sudah menyuruh si boy juga ikut aktif di kegiatan2 ekskul dan sosial di sekolah maupun lingkungannya pula, karena mami dan saya sudah melihat dan tahu si boy punya tanggung jawab yang tinggi pula.
"Dasar nih toxic wife" saya komen ke si mami saat cerita soal toxic parent yang saya baca beberapa hari ini. "Ehhh ada juga elo yang toxic husband, yang rajin ngebully gue di medsos" mami ngejawabin saya. Hhmm benernya saya tidak ngebully mami lho setiap saya update status di fesbuk saya, saya cuma menunjukin kalau saya cinta mati banget sama mami, sekaligus mami adalah sumber inspirasi saya selama ini.Â
Selain itu juga untuk memorei tahu dan mengingatkan mami untuk tanggung jawab sudah mengejar2 dan napsu banget sama prince charming dia yang baik hati dan tidak sombong ini, baik dulu maupun sekarang gitu lho.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H