Mohon tunggu...
M dan S Aja
M dan S Aja Mohon Tunggu... Administrasi - Daddy, Mami beserta cici dan boy tinggal di NZ

Cuma Marcel

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar PD dari Sebuah Pertandingan

30 Oktober 2017   06:17 Diperbarui: 30 Oktober 2017   06:58 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hari Sabtu kemaren ini badan capek bingits and masih berasa tidak sehat sampai saat ini jadinya. Seharian di luar rumah dari pagi jam 6 dan balik sampai di rumah jam 8.30 malam. Kemaren itu saya dan cici mengantar si boy ke Hamilton untuk kompetisi caturnya yang di mulai jam 9. Karena sampai di tempat jam 8.15 dan jaraknya 140Km'an jadi yah harus pergi pagilah.

Biar capek tapi ada kepuasan dan kebanggan tersendirilah. Gimana nggak? Untuk  bisa ikut berkompetisinya saja harus yang juara di tingkat regional jadi pesertanya adalah peserta pilihan semua, belum lagi hasil akhirnyapun bikin saya seneng banget. Walau tidak juara tapi bisa menang 5 kali, kalah 3 kali n seri 1 kali...itu  sudah menjadi prestasi tersendiri pastinya. Belum lagi lombanya ini tidak di batesin  umur pula, selama masih status pelajar tingkat SD sampe SMA. Jadi tadi si boy yang masih kelas 6 SD ini menghadapi beberapa peserta yang sudah lebih senior dari dia.

"Boy,  kamu jangan down dan kalah sebelum tanding kalau melihat lawan kamu itu older than you" saya wanti-wanti dia sebelum game terakhir. Soalnya kekalahan dia 2 kali karena menghadapi pelajar yang sudah di tingkat SMA. Dan di game terakhir  lawannya juga dari SMA kayaknya. 

"Kamu musti bisa set up mind kamu  untuk confident dan tidak takut" maminya ikut mengingatkan saat kita  sudah sampai  rumah. "Saat main basket juga gitu. Biar lawan kamu gede2, mental kamu harus dan musti lebih gede...bukannya ketakutan" lanjut maminya, sambil me'refer ke olah raga favorit boy lainnya. Kebeneran juga si boy rajin ikut mewakili sekolahnya di kompetisi basket antar sekolah di wilayah Auckland Barat ini.

 Cici  dulunya mirip-mirip kayak boy sih...pemalu, suka mengalah, tidak suka debat, nrima  saja...yah tipe yang kurang percaya diri or kurang confidentlah. Karena sering di  ceramahin dan diarahin sama mami dan saya makanya banyak perubahan di dirinya dan menjadi lebih baik. Nah ini yang mami dan saya mau dan usaha bentuk untuk menjadi karakter si boy juga. 

 Kalau berbicara soal pede...yah mungkin karena saya dulu juga kurang pede dan rada pemalu...makanya nurun ke cici dan boy kali yah. Sedang mami itu pede banget dari dulu. Maka karena saking pede n confidentnya inilah dia berani nempelin saya terus, sampai nembak saya untuk mau jadi pacarnya dan juga minta kawin sama saya. Inilah sebabnya saingan mami pada mundur satu persatu ketakutan sama  ke pede'an mami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun