Mohon tunggu...
Marchindy PaulAdrian
Marchindy PaulAdrian Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum di Rote Ndao

Hobi saya bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks: Melindungi Perempuan Dari Ancaman Serius

4 Januari 2024   11:16 Diperbarui: 17 Januari 2024   11:29 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dokter menemukan adanya potensi kanker dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Pemeriksaannya meliputi:

  • Pap Smear

Pemeriksaan pap smear menjadi pemeriksaan tahap awal dalam deteksi kanker serviks. Dalam prosedurnya, dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim dan menganalisanya untuk mencari tanda-tanda perubahan yang dapat mengindikasikan adanya kanker atau kondisi pra-kanker.

  • Tes HPV

Dokter juga memiliki opsi untuk melakukan tes HPV guna mendeteksi keberadaan infeksi Human Pappiloma Virus (HPV). Tes HPV dapat dokter lakukan bersamaan dengan pemeriksaan pap smear. Selain itu, tes ini juga dapat menjadi tindakan tambahan jika hasil pap smear mengindikasikan adanya perubahan sel yang mencurigakan.

  • Kolposkopi

Jika hasil pap smear atau tes HPV menunjukkan adanya perubahan sel yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan kolposkopi. Pada prosedur ini, dokter menggunakan alat khusus bernama kolposkop untuk memeriksa dengan seksama serviks, vagina, dan vulva dengan cahaya dan lensa khusus.

  • Biopsi

Apabila kolposkopi menunjukkan area yang mencurigakan, dokter akan mengambil sampel kecil jaringan (biopsi) dari area tersebut untuk dianalisis di laboratorium guna memastikan apakah terdapat kanker atau tidak.

  • Tes Pencitraan

Hasil biopsi mengindikasikan adanya kanker serviks biasanya perlu dilanjutkan kembali melalui tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau positron emission tomography (PET) scan. Tujuannya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).

Pengobatan Kanker Serviks

Pilihan pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium (tingkat perkembangan) kanker dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa pilihan pengobatan yang umum untuk kanker serviks antara lain:

  • Konizasi : Prosedur pembedahan ini bertujuan untuk mengangkat jaringan abnormal pada serviks.
  • Histerektomi yaitu prosedur pemebedahan untuk mengankat Rahim dan jaringan sekitaranya.
  • Pembedahan konservatif, yaitu jenis prosedur pemebedahan untuk menyelamatkan kemampuan reproduksi Wanita yang masih ingin memiliki anak.
  • Radioterapi. Perawatan ini menggunakan sinar-x atau partikel lain untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi bisa menjadi pilihan baik untuk kanker stadium awal maupun lanjut. Dalam beberapa kasus, radioterapi dapat diberikan sebelum atau setelah operasi.
  • Kemoterapi. Penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan pembedahan atau radioterapi. Ini adalah pilihan utama untuk kanker stadium lanjut atau jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
  • Terapi target. Pengobatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan mengenali dan menargetkan komponen khusus pada sel kanker.
  • Imunoterapi adalah metode pengobatan yang melibatkan penggunaan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel kanker. Ini adalah pilihan pengobatan yang relatif baru dan telah menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengobati beberapa kasus kanker serviks.

Pencegahan kanker serviks

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kondisi ini, di antaranya yaitu

  • Vaksinasi HPV

Perempuan perlu sesegera mungkin mendapatkan vaksin HPV karena Human Pappiloma Virus (HPV) adalah penyebab utama kanker serviks, yang merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum pada perempuan. Namun, batasan usia pemberian vaksin HPV dapat bervariasi tergantung pada negara dan otoritas kesehatan. Di Indonesia, rentang usia pemberian vaksinasi HPV bagi perempuan adalah usia 9 sampai 55 tahun.

  • Rutin menjalani pemeriksaan pap smear dan HPV

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun