Mohon tunggu...
Marchella Aryanti Safitri
Marchella Aryanti Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Ilmu Komunikasi - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKM Kelompok 113 Untirta Gelar Penyuluhan Pembuatan Pupuk Organik Cair di Desa Ranca Labuh: Upaya Meningkatkan Unsur Hara Tanah

31 Januari 2025   21:25 Diperbarui: 31 Januari 2025   21:24 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Ranca Labuh, 23 Januari 2025 - Dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertanian berkelanjutan, Kelompok 113 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM)  menggelar penyuluhan mengenai pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah sayur. Dengan tema "Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Sayur Guna Memperbaiki Unsur Hara Tanah". Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Desa Ranca Labuh, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dengan dihadiri oleh warga desa yang antusias untuk mempelajari teknik ini.


Penyuluhan ini dimoderatori oleh Siti Tatu Aulina, sementara pemateri yang memberikan pengetahuan dan praktik langsung adalah Adinda Amelia Putri. Keduanya adalah mahasiswi Fakultas Pertanian yang memiliki pengalaman dalam bidang pertanian dan pengelolaan limbah organik.
Dalam sesi penyuluhan, Adinda menjelaskan bahwa pupuk organik cair yang dibuat dari limbah sayuran mengandung berbagai unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan deng an pupuk kimia. "Dengan menggunakan limbah sayur sebagai bahan baku, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga memberikan nutrisi yang diperlukan oleh tanah dan tanaman," ungkapnya.


Proses pembuatan pupuk organik cair ini dimulai dengan pengumpulan limbah sayuran, yang kemudian dipotong kecil-kecil. Limbah tersebut dicampurkan dengan terasi dan garam krosok, lalu dibiarkan dalam wadah tertutup di tempat yang teduh selama 10 hingga 21 hari untuk proses fermentasi. Hasilnya, pupuk organik cair yang siap digunakan akan memiliki aroma yang khas, mirip dengan tapai yang telah difermentasi.

Pak Endan, Staff Kantor Desa Ranca Labuh, mengatakan bahwa ia tertarik dan antusias mengikuti kegiatan seminar tersebut karena melihat kegiatan ini sebagai kesempatan berharga untuk mendapatkan pengalaman dan edukasi.

"Saya merasa kegiatan ini bermanfaat karena dapat menambah ilmu dan pengalaman yang sebelumnya saya belum tahu jelas bagaimana melakukannya," jelas Pak Endan.


Warga desa Ranca Labuh sangat antusias dan aktif berdiskusi mengenai teknik dan manfaat pupuk organik cair ini. Mereka menyadari pentingnya menjaga kesuburan tanah untuk meningkatkan hasil pertanian, khususnya dengan memanfaatkan limbah sayur yang ada di sekitar mereka.

                                             
Kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi kepada masyarakat, tetapi juga mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dengan cara mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Diharapkan, setelah penyuluhan ini, warga desa dapat menerapkan ilmu yang didapat dan turut berkontribusi dalam peningkatan kualitas pertanian di Desa Ranca Labuh.


Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat desa dapat berlanjut untuk menciptakan inovasi pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun